Dekat Dengan Si Prasekolah

By Ipoel , Kamis, 10 Oktober 2013 | 21:00 WIB
Dekat Dengan Si Prasekolah (Ipoel )

Banyak cara bisa dilakukan supaya orangtua lebih dekat lagi dengan si prasekolah. Seperti apa?

* Perbaiki Pola Pendekatan

Pola pendekatan harus pas sesuai situasi dan kondisi. Menjadi orangtua yang baik bukan berarti harus selalu menuruti kata anak, bersikap tegas terkadang dibutuhkan sekali waktu. Selalu memberi perhatian dan kasih sayang tentu baik, tapi ketika itu berlebihan bisa membuat anak tumbuh menjadi anak yang manja. Ketika kita harus menghukum anak hukumlah dengan hukuman mendidik bukan melecehkan dan mempermalukan.

Hindari sikap tidak sabaran, sikap terlalu mengekang atau bahkan terlalu membebaskan, dan asal perintah dan asal larang. Anak-anak prasekolah memiliki konsep diri yang sudah lebih baik tentang siapa dirinya, apa yang ingin ia lakukan, apa yang bisa ia lakukan, sehingga kita perlu menghargainya. Jika kita ingin memerintahkan sesuatu padanya, lakukan dengan bijak sambil memberi alasan kenapa ia harus melakukannya.

*Terapkan Disiplin

Terapkan sebuah aturan disiplin yang jelas dan tegas di rumah. Berikan sanksi yang mendidik jika anak melanggar. Sebaliknya, berikan reward jika anak mampu menjalaninya dengan baik. Hal ini merupakan salah satu jalan untuk mem­bangun kepatuhan anak akan kata-kata kita. Tidak hanya melakukannya dengan suka rela, bahkan tak diperintahkan pun anak akan melakukannya sendiri. Aturan yang kita buat pun harus konsisten supaya tertanam kuat dalam diri anak. Jangan berubah-ubah, sekarang dilarang, besok boleh, lusa dilarang lagi, sehingga membuat anak bingung.

Tetapi jangan sampai juga lantaran ada peraturan yang harus dipatuhi, lantas  anak tak mendapat kesempatan melakukan sesuatu yang diinginkan. Sebaiknya, selama apa yang dilakukan anak baik, tak melanggar aturan yang sudah ditetapkan, beri ia kesempatan untuk memanfaatkan kemampuan dan kemandiriannya. Dengan begitu ia tetap merasa dihargai.

*Contohkan yang Baik

Biasanya anak lebih mudah patuh tatkala yang memerintah juga memberi contoh. Ketika meminta anak makan buah dan sayuran maka kita juga bersedia menikmati pisang atau sayur bayam yang ada di meja makan. Jika meminta anak bangun pagi maka kita harus bangun lebih pagi. Kalau kita ingin membentuk kebiasaan agar ia mau membereskan mainan setiap kali habis bermain, kita pun harus bersikap displin, bersih, dan rapi. Tanpa contoh yang baik, lebih sulit bagi kita meminta anak untuk mematuhi sesuatu. Setuju, kan?