Tentu, sah-sah saja bila orangtua memberikan angpau kepada anak-anaknya. Apa pun tujuan, entah dengan sebagai tanda sayang atau hanya sekadar tradisi, maupun sebagai reward atas keberhasilan puasa anak. Yang terakhir, orangtua berharap anak-anaknya lebih terpacu untuk melaksanakan ibadah puasa sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemberian angpau ini memberikan banyak manfaat positif dan meminimalkan dampak negatifnya.
1. Tidak melulu berupa uang.
Bentuk angpau hendaknya tidak melulu berupa uang tunai, tetapi dapat diganti dalam bentuk lain. Lebih bagus lagi bila benda-benda yang diberikan itu memiliki nilai-nilai edukatif.Ingat, di usia ini anak umumnya belum memahami dengan baik nilai uang. Selain ia juga sedang mengembangkan kata hati atau hati nurani. Dengan membentuk kebiasaan memberikan barang-barang yang memiliki nilai edukatif, diharapkan akan membentuk pemahaman pada diri anak, tanda sayang itu tidak melulu dihargai dalam bentuk materi, khususnya uang, melainkan dalam bentuk lain. Bisa berupa pasel yang dapat merangsang keterampilan motorik halus, daya ingat, dan lain-lain. Atau, buku cerita yang mampu menyampaikan nilai-nilai moral positif lewat alur ceritanya. Bahkan, bisa juga tidak berbentuk uang ataupun barang, tetapi cukup pelukan dan kalimat-kalimat yang mampu membangkitkan semangat anak. Dengan begitu, semangat dan percaya dirinya akan semakin bertambah, selain keterampilannya juga semakin meningkat.
2. Jangan jadikan kebiasaan.
Hendaknya pemberian angpau ini tidak dijadikan sebagai kebiasaan. Khawatirnya, kebiasaan tersebut juga menumbuhkan sikap selalu ingin diberi, sehingga ketika ia tidak diberi angpau, akan mendorong dirinya untuk memberikan label yang kurang baik kepada orang tersebut. “Tante Ita pelit ya... enggak ngasih angpau.”
3. Pemberian angpau harus disertai dengan nasihat.
Bila ingin memberikan angpau, sampaikan pula nasihat atau kata-kata yang akan selalu diingat oleh anak. Misal, untuk ditabung, beli buku cerita, atau beli mainan yang bermanfaat. Dengan begitu, anak memahami bahwa pemberian angpau ini memiliki tujuan, bukan untuk jajan atau dihambur-hamburkan begitu saja. Segera fasilitasi agar anak dapat memanfaatkan angpaunya, entah dengan membelikan celengan atau mengajaknya langsung ke bank. Meski buku tabungan itu masih atas nama orangtua, setidaknya anak memiliki pengalaman baru tentang prosedur menabung di bank. Selain juga diharapkan akan menumbuhkan semangat untuk menabung dalam diri anak.
4. Ajarkan nilai-nilai.
Nilai lain yang sebaiknya juga diajarkan adalah menghargai pemberian orang lain, berapa pun besarnya. Ajarkan pula kepada anak agar mau mengucapkan terima kasih setelah menerima pemberian angpau. Nilai-nilai itu akan diserap dan dijadikan acuan oleh anak saat menerima pemberian orang lain. Jangan lupa pula untuk menekankan pentingnya menyambung silaturahmi atau tali persaudaraan untuk menumbuhkan rasa kasih sayang di antara sanak saudara. Tegaskan, itu adalah tujuan utama ketika melaksanakan silaturahmi, bukan mengharapkan pujian atau segepok angpau.