Sahur...Sahur...Sahur

By Ipoel , Senin, 23 Juli 2012 | 22:00 WIB
Sahur...Sahur...Sahur (Ipoel )

Mengapa sahur sangat penting?

Anak-anak memerlukan kalori yang cukup untuk proses tumbuh kembangnya secara normal. Tanpa bersahur, bisa-bisa kebutuhan kalori anak untuk sehari tidak tercukupi dan ini dapat menurunkan daya tahan tubuhnya bahkan mengganggu pertumbuhannya.

Apa yang harus diperhatikan di waktu sahur?

Porsi makan anak, yaitu harus seimbang antara kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Asupan vitamin dan mineral didapat dari sayur dan buah. Sedangkan lemak terdapat dalam telur atau keju. Sedikit lemak cukup untuk membuat pengosongan lambung menjadi lebih lambat, sehingga anak dapat menahan rasa laparnya. Hindari makanan dan minuman yang manis-manis di waktu sahur karena dapat membuat anak cepat lapar di waktu berikutnya. Gula lebih mudah diserap oleh tubuh.

Perhatikan konsumsi cairan anak. Usahakan minum 2 gelas air putih atau kalau bisa tambahkan dengan segelas susu lagi di saat sahur.  Meski idealnya dalam sehari kita mengonsumsi 8 gelas sehari, namun saat berpuasa jika dalam satu hari  anak hanya me-ngonsumsi sekitar 700-1.000 cc cairan,  porsi ini masih dalam batas wajar. 

Bagaimana jika anak ngotot berpuasa meski tidak sahur?

Boleh saja anak mencoba untuk tetap berpuasa, tetapi jangan sampai memaksakan diri menahan lapar dan haus hingga magrib. Orangtua juga mesti jeli melihat ketahanan anak. Bila tampak lesu, anjurkan ia untuk berbuka. Orangtua bisa memberi penjelasan, memaksakan diri untuk berpuasa  bisa menganggu dan bahkan membahayakan kesehatan anak.

Perhatikan pula, apakah ada sesuatu yang mendorong anak hingga memaksakan diri berpuasa. Biasanya sikap seperti itu muncul jika anak diiming-imingi hadiah puasa oleh orangtua. Menurut pendapat saya, orangtua jangan menekankan rewards se-bagai fokus utama agar anak mau berpuasa. Kesannya,  orangtua memberi sogokan kepada anak agar mau berpuasa. Tanpa di-sadari orangtua sudah mengajarkan suap-menyuap yang nantinya bisa menanamkan benih-benih perilaku korupsi di usia dewasa.

Saya lebih memilih rewards berupa pujian, misalnya, ”Wah, pintarnya bisa berpuasa sampai magrib. Nanti Ibu beri hadiah deh.” Jadi, pemberian hadiah itu pun bersifat suka rela. 

Kapan sebaiknya membangunkan anak untuk sahur?

Usahakan waktu sahur untuk anak mendekati waktu imsak (batas akhir makan sahur). Bisa setengah jam atau satu jam sebelum waktu tersebut. Perkirakan saja dari kecepatan makan anak karena ada anak yang memerlukan waktu lama untuk makan dan ada juga yang sebentar . Setelah salat Subuh bila masih mengantuk, anak bisa tidur lagi sebelum bangun untuk mempersiapkan diri ke sekolah.