Di Usia Berapa Tumbuh Kembang Anak Dianggap Terlambat?

By Dini, Senin, 29 Agustus 2016 | 06:07 WIB
Di Usia Berapa Tumbuh Kembang Anak Dianggap Terlambat? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor genetik (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Faktor genetik adalah sifat atau kondisi orangtua yang muncul pada keturunannya tanpa bisa dicegah. Sedangkan faktor lingkungan adalah semua hal yang bisa memengaruhi kondisi, perilaku, dan kebiasaan anak.

Baik di lingkungan luar ataupun di lingkungan rumah, anak harus mendapat asih, asah, dan asuh yang tepat dari orangtuanya. Tepat tidaknya tumbuh kembang anak bisa dinilai dari hasil pemantauan sehari-hari. Apakah tumbuh kembangnya sudah sesuai dengan usianya, terlambat, atau justru ada gangguan yang membuat kemampuan anak tak berkembang. Jika sesuai, tentu kita patut bersyukur sambil terus menstimulasi kemampuannya yang lain.

Namun sebenarnya, anak memiliki rentang waktu untuk tumbuh dan berkembang. Kemampuan merayap, misalnya, rentangnya antara 4-6 bulan, kemampuan duduk sendiri antara 3-9 bulan dimulai dengan dibantu hingga bisa duduk sendiri, atau kemampuan berjalan rentangnya di usia 8-18 bulan.

Nah, di rentang waktu inilah, kita perlu memantau kesesuaiannya. Karena, rentang ini bisa menjadi patokan apakah pertumbuhan dan perkembangan anak sudah sesuai atau belum.

Contoh, kemampuan berjalan anak mulai muncul di rentang usia 8-12 bulan. Jika kemampuannya muncul di rentang ini berarti sangat baik, hal ini menunjukkan kemampuan motorik dan keseimbangannya bagus. Mereka biasanya berusaha dan belajar sendiri tanpa perlu banyak distimulasi.

Jika kemampuan berjalan muncul di rentang usia 12-15 bulan, masih terbilang normal, karena rata-rata anak-anak memang mampu berjalan di usia ini. Hanya, Mama Papa perlu menstimulasi ringan untuk mempercepat anak menguasai kemampuan berjalannya. Demikian pula jika anak baru mampu berjalan di rentang usia 15-18 bulan, masih terbilang normal meski perlu distimulasi.

Jika di usia-usia tersebut kita terus memantau dan menstimulasi kemampuan berjalan anak, maka keterlambatan perkembangan dapat dihindari. Berbeda jika tanpa pemantauan, mungkin saja di atas 18 bulan anak belum bisa berjalan dan kita tidak tahu apa penyebabnya.

Padahal, jika di rentang usia 18-24 bulan anak belum mampu berjalan, ini sudah masuk kategori terlambat. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan motorik dan keseimbangannya tidak bagus, sehingga tambahan stimulasi dari terapi perlu dilakukan. Apalagi jika hingga usia 32 bulan atau lebih tak kunjung mampu berjalan, biasanya anak mengalami gangguan pada susunan saraf pusat. Ahli neurologis dan terapi perlu dilibatkan untuk mengatasinya.

Jadi, agar anak tidak terlambat berbicara atau berjalan, Mama perlu tahu rentang waktu untuk tumbuh kembang anak. Dengan kata lain, Mama perlu tahu kapan tumbuh kembang anak yang dianggap normal.

Narasumber: Dr. Nita Ratna Dewanti, SpA, RS Premier Bintaro, Tangerang SelatanTri Puspitarini, MPsi, psikolog dan pendidik, www.tripuspitarini.wordpress.com

(Irfan Hasuki)