Tabloid-Nakita.com - Si kecil suka memasukkan kaki ke mulutnya, atau mungkin mainannya? Wajar kok! Bayi akan memasukkan semua benda ke dalam mulut, pokoknya apa pun yang biasa dipegangnya. Inilah yang disebut dengan fase oral, yang memang merupakan tahap yang harus dilalui bayi.
Dalam fase ini, bayi mengenal kenikmatan yang didapat dari aktivitas dengan mulut. Ia akan terlihat begitu menikmati saat mengisap puting ibu, dot, atau jari-jemarinya hingga terkantuk-kantuk. Karenanya, bayi juga senang memasukkan benda apa saja ke mulut untuk mencoba-coba apakah benda itu nikmat atau tidak, tidak peduli benda tersebut berbahaya atau tidak.
Pada fase oral, interaksi utama bayi terjadi melalui mulutnya, sehingga rooting reflex dan sucking reflex memegang peranan besar di sini. Mulut menjadi organ vital untuk makan, dan bayi mendapatkan kesenangan dari stimulasi oral melalui aktivitas seperti mengecap dan mengisap. Karena sangat tergantung pada pengasuhnya (orangtua, keluarga dekat, atau pengasuhnya), bayi juga mengembangkan rasa percaya dan kenyamanan melalui stimulasi oral ini.
Baca: Refleks Bayi Mengisap ASI Berbeda-beda
Ketika bayi memasukkan benda-benda ke mulut, hal ini juga menjadi tanda bahwa gigi pertamanya siap untuk tumbuh. Meskipun kebanyakan bayi akan mengeluarkan giginya pada usia 7 bulan, banyak juga yang sudah mulai memperlihatkan gigi di usia 3 bulan. Ketika hal ini terjadi, bayi akan sering mengeluarkan air liur dan terus-menerus memasukkan sesuatu ke mulutnya.
Masalah utama dalam fase oral ini adalah proses menyapih, karena anak harus mengurangi ketergantungan pada pengasuhnya. Menurut bapak psikoanalis Sigmund Freud, jika terjadi rasa terikat terjadi pada fase ini, anak akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. Kelak hal ini menimbulkan masalah makan, minum, menggigit kuku, hingga merokok.
Jadi pada fase oral ini, orangtua harus selalu mengawasi anak. Mama bisa memuaskan fase oral si kecil dengan aman dengan memberikan ASI secara langsung, atau memberikan mainan khusus yang bisa dan aman dia gigit-gigit (teether). Pastinya mainan yang dieksplorasinya tak boleh berukuran kecil yang memungkinkan masuk ke dalam mulutnya.
Baca: Berikan Teether Sesuai Pertumbuhan Gigi Bayi
Selain tersedak, risiko lainnya saat bayi memasukkan benda-benda ke mulut adalah memakan benda-benda yang sering digunakan orangtua atau dirinya, seperti lipstik, losion, bedak, minyak penghangat badan, pasta gigi, hingga sabun. Bayi bisa mengalami keracunan yang ditandai dengan muntah-muntah, mencret, muncul alergi, hingga tak sadarkan diri. Pertolongan pertama untuk kasus ini adalah memberikan dia air minum atau disusui. Namun jika bayi menunjukkan kelainan, segera bawa ke dokter.
Jadi, enggak perlu melarang bayi memasukkan benda-benda ke mulut ya, Mam. Yang penting, selalu jaga kebersihan mainan atau benda-benda di sekitar bayi. Cucilah mainan sebelum digunakan dengan larutan pembersih yang aman untuk bayi. Gosok dan sikat mainan, terutama pada bagian-bagian yang terlipat atau tersembunyi. Bilas dengan air bersih beberapa kali, lalu angin-anginkan atau keringkan dengan lap bersih. Mainan pun aman digunakan kembali.
(Dini/Sumber: Tabloid Nakita/Very Well)