Menyusu ASI Butuh Energi Lebih Besar Ketimbang Ngedot

By Dini, Selasa, 16 Agustus 2016 | 02:37 WIB
Menyusu ASI Butuh Energi Lebih Besar Ketimbang Ngedot (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Kemampuan mengisap setiap bayi baru lahir berbeda-beda. Ada bayi yang tampak “bersemangat” mengisap ASI, tapi ada juga yang belum atau kurang terampil dalam mengisap. Semua wajar, karena umumnya bayi baru lahir butuh waktu sebelum menemukan “gaya” mengisap yang nyaman dan optimal, yang disesuaikan dengan cara Mama memegang bayi, “derasnya” ASI, serta kecepatan waktu mengisap.

Tak masalah kapan bayi akan mahir mengisap ASI, yang penting aktivitas menyusu ASI berjalan secara rutin. Karena, ada banyak manfaat dari aktivitas menyusu ASI.

Aktivitas menyusu ASI diyakini memerlukan energi jauh lebih besar dibandingkan dengan mengisap dot, yaitu 60 kali lebih besar! Karena itulah, kemampuan mengisap ini akan memengaruhi proses perkembangan rahang bayi menjadi lebih baik.

Proses menyusui yang benar adalah ketika area areola masuk ke dalam mulut si kecil. Alhasil, seluruh duktus laktiferus (saluran susu) yang terletak di puncak payudara bagian belakang puting susu tertekan oleh rahang bayi. Dengan posisi seperti ini, walaupun bayi kuat menyusu takkan menimbulkan lecet pada area puting susu.

Nah, saat si kecil aktif mengisap ASI, terjadi proses gerakan mulut yang teratur dan berkesinambungan. Dalam hal ini, proses pembentukan rahang pun terjadi, terutama pemadatan sel-sel tulang rahang. Proses menyusu juga membantu membuat gigi si kecil tumbuh rapi dan teratur.

Sebaliknya, aktivitas mengisap yang tak tetap dapat berpengaruh pada pertumbuhan gigi yang kurang baik, terutama bila si kecil menggunakan dot atau empeng sehingga yang terjadi justru kerusakan gigi (oklusi).

Itu sebab, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sangat dianjurkan, karena begitu banyak manfaat dari aktivitas menyusu ASI. Selain si kecil mendapatkan zat-zat gizi penting untuk pertumbuhan awalnya dari ASI Mama, ternyata aktivitas menyusu memperkuat organ mulutnya sebagai basis pertama kesiapan menerima makanan.

Menyusu ASI Butuh Energi Lebih Besar Ketimbang Ngedot
Narasumber: Dr. Elizabeth Hutapea, SpA, dari RS Royal Taruma Jakarta

(Hilman Hilmansyah)