Tabloid-Nakita.com - Coba Mama menyentuh pipi si kecil, pasti dia akan menoleh ke arah sentuhan tersebut, lalu membuka mulutnya seakan mencari puting untuk menyusu. Inilah yang disebut dengan refleks, tepatnya refleks mengisap.
Refleks merupakan gerakan yang tak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi secara biologis. Gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan tidak terkontrol ini merupakan mekanisme yang membuat bayi tetap survive (bertahan hidup).
Beberapa di antara gerak refleks bayi berhubungan dengan gerak mulut atau oromotor bayi. Keterampilan oromotor merupakan kegiatan yang melibatkan sistem gerak otot, mulai rongga mulut seperti rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, hingga pipi. Pada bayi baru lahir, keterampilan oromotor yang terkait dengan kemampuan makannya dimulai dengan gerak refleks mengisap dan menelan.
Bayi usia 0—6 bulan memperlihatkan rooting reflex (mengisap dan menelan). Arah gerakan rahang dan lidah bisa ke depan dan ke belakang, namun mulut belum dapat menutup dengan baik. Refleks ini sangat penting karena merupakan alur menuju pengenalan bayi pada makanan padat kelak.
Yang menarik diketahui, kemampuan mengisap setiap bayi baru lahir berbeda-beda. Ada bayi yang tampak “bersemangat” mengisap air susu, tapi ada juga yang belum/kurang terampil dalam mengisap. Semua wajar, karena umumnya bayi baru lahir butuh waktu hingga menemukan “gaya” mengisap yang nyaman dan optimal yang disesuaikan dengan cara Mama memegang bayi, “derasnya” ASI, serta kecepatan waktu mengisap.
Di usia ini bayi juga memiliki refleks menjulurkan lidah (tongue thrust). Bayi akan menjulurkan lidahnya keluar untuk menyusu dari puting susu, tapi belum bisa dari sendok atau gelas.
Pada usia 6—9 bulan, rooting reflex dan sucking reflex sudah menghilang. Bayi mulai mampu membuka mulut dan menutup mulut menerima suapan dari sendok, mengunyah naik-turun, serta memindahkan makanan dari depan ke belakang lidah untuk menelan.
Karena itulah usia 6 bulan merupakan saat tepat bayi diperkenalkan MPASI yang lembut. Sesuai tahapan keterampilan makannya, bayi akan belajar mengunyah makanan yang lebih bertekstur, seperti makan pure, makanan lumat, atau cincang.
Pada bayi usia 9—12 bulan, kemampuan oromotornya sudah berkembang lebih baik. Ia mampu mengontrol posisi makanan dalam mulut, memindahkan makanan dari sisi kanan ke kiri/sebaliknya dengan bantuan lidah, mengunyah naik-turun dan berputar/diagonal, mampu melengkungkan bibir di tepi cangkir minum.
(Hilman Hilmansyah)