Shock Sepsis: Ketika Anak Muntah dan Hilang Kesadaran

By Dini, Rabu, 24 Agustus 2016 | 03:16 WIB
Shock Sepsis: Ketika Anak Muntah dan Hilang Kesadaran (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Reisa Kartikasari, Puteri Indonesia 2011 yang kini berpraktik sebagai dokter, mengalami musibah beberapa waktu lalu. Putri semata wayang dari pernikahannya dengan Tedjodiningrat Broto Asmoro, yaitu Ramania Putri Brotoasmoro alias Ania, mengalami infeksi yang sangat berat pada Selasa dini hari sekitar dua minggu lalu. Menurut Reisa, seperti ditulisnya dalam akun Instagramnya, Ania mengalami shock yang belakangan diketahui merupakan Shock Sepsis.

Seperti dituturkan Reisa, tidak pernah terbayangkan Ania yang masih aktif sampai tengah malam ketika dicek pada pukul 03.00 dini hari tiba-tiba sudah tidak teraba nadi pada tangannya. Nafasnya sudah cepat dan dalam, dan kesadaran sudah tidak ada. Bahkan Ania sempat mengalami henti napas sesaat ketika dalam perjalanan ke UGD rumah sakit. Untunglah, tim dokter berhasil mengatasi masalah kesehatan Ania. Bocah yang kini berusia 16 bulan itu sempat dirawat selama empat hari di ICU, dan dilanjutkan ke ruang rawat inap. Kini, Ania sudah kembali ke rumah meskipun masih dalam proses recovery karena kondisi gangguan fungsi liver-nya paska shock.Menurut Reisa, yang kini dikenal dengan nama Reisa Broto Asmoro, sepsis tidak hanya akan menyerang darah, tapi juga seluruh organ tubuh. Sedangkan kondisi yang muncul akibat masuknya bakteri ke aliran darah dan dapat memicu sepsis disebut sebagai septikemia. Kelompok orang yang memiliki risiko sepsis lebih tinggi adalah anak-anak, manula, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Sepsis merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Komplikasi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh bekerja secara berlebihan dan memicu terjadinya reaksi negatif di seluruh tubuh. Misalnya, inflamasi dan penggumpalan darah. Kondisi ini dapat mengurangi dan bahkan menghentikan suplai darah ke organ-organ vital seperti jantung dan ginjal, sehingga mengakibatkan kerusakan permanen.Berbagai macam infeksi yang tidak ditangani dengan benar bisa berujung pada sepsis. Misalnya, infeksi paru-paru atau pneumonia, radang usus, infeksi saluran kemih, dan meningitis. Karena itu mewaspadai perkembangan infeksi sangatlah penting agar tidak berlanjut pada tahap sepsis. Gejala-gejala yang mengindikasikan sepsis antara lain demam, menggigil, serta detak jantung dan napas yang cepat.Sepsis juga dapat bertambah parah dan berkembang menjadi shock septik. Jika penderita sepsis lanjut mengalami shock septik, gejala-gejalanya meliputi tekanan darah yang tiba-tiba menurun drastis, kulit pucat dan dingin, serta mual dan muntah.

Tiap kasus sepsis membutuhkan penanganan medis secepatnya, dan sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit. Jika dibiarkan, sepsis dapat berkembang dengan cepat dan bahkan berujung pada kematian.Sepsis termasuk kondisi yang sulit dideteksi karena gejala-gejalanya dapat disebabkan oleh kondisi lain. Pendeteksian dini memiliki peran penting dalam penyembuhan sepsis. Orang yang terdiagnosis mengidap sepsis sebelum terjadi penyebaran pada organ-organ vital dapat pulih sepenuhnya dengan menjalani pengobatan antibiotik di rumah.Sedangkan pengidap sepsis yang parah dan shock septik harus menjalani penanganan di ruang perawatan intensif atau ICU karena organ-organ vitalnya membutuhkan bantuan peralatan medis selama infeksi ditangani. Penanganan medis untuk sepsis memiliki tiga langkah utama, yaitu pemberian antibiotik, infus untuk menggantikan cairan tubuh, dan oksigen jika kadar oksigen dalam darahnya rendah.

(Sumber: Instagram @reisabrotoasmoro)