Tabloid-Nakita.com - Banyak orangtua yang kini menyekolahkan anak di sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Bahkan, di rumah pun orangtua sudah berbicara dengan anak menggunakan bahasa asing.
Pertimbangan penggunaan bahasa asing di sini adalah karena perkembangan zaman semakin menuntut kemampuan berbahasa internasional. Pertimbangan lain, yaitu adanya pemahaman bahwa otak anak dapat menyerap banyak dalam masa golden age, sehingga amat disayangkan jika tidak dikenalkan di masa ini.
Sayangnya, banyak orangtua yang kemudian menggunakan dua bahasa dalam satu kalimat saat berbicara dengan anak, misalnya bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Misalnya, Mama berbicara kepada anaknya, “Hai Rene, pencet button-nya, ya betul lantai two.”
Penyebabnya, karena orangtua sendiri mungkin tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatannya sehari-hari. Akhirnya, terjadilah bahasa tidak lengkap atau campur aduk. Pelafalannya pun kadang tidak tepat dan tidak konsisten.
Apa risiko bila orangtua memakai bahasa campur-campur dengan anak?
Menggunakan bahasa campur-campur membuat anak tidak mendapatkan contoh berbahasa yang benar. Banyak kejadian, anak terlihat seperti “bingung” bahasa, cara bicara mereka bercampur antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang membuat struktur bahasa menjadi tak beraturan.
Sangat mungkin anak juga mendapat pengaruh dari luar yang dapat merusak kemampuan berbahasa asingnya. Misalnya, di sekolah, teman-temannya menggunakan bahasa asing tidak konsisten sehingga anak pun ikut-ikutan mencampur aduk bahasanya. Sedapat mungkin kita koreksi sehingga anak bisa berbahasa secara konsisten. Jika ia menggunakan bahasa Inggris, koreksilah bahasa Inggrisnya menjadi lebih baik. Demikian pula jika ia memutuskan menggunakan bahasa Indonesia.
Namun, menjadi jauh lebih sulit kalau orang di sekitar anak menggunakan bahasa campur-campur. Sudah dikoreksi, besoknya campur-campur lagi. Lama–lama bisa menjadi kebiasaan yang sulit hilang. Kondisi seperti ini akan menyulitkan anak ketika belajar di sekolah dalam pelajaran bahasa sehingga nilainya pun bisa saja menjadi lebih jelek.
Karena itu, kita perlu terus-menerus mengingatkan anak agar ia memilih bahasa yang akan ia gunakan. Hindari menggunakan bahasa campur-campur, terlebih dalam satu kalimat. Bila memilih bahasa Indonesia, maka ingatkan terus anak untuk mengucapkan bahasa Indonesia hingga ia selesai bicara. Lambat laun anak pun akan terbiasa.
Narasumber: Herlina Mustikasari, MA, PhD, Pemilik Easy Reader TM IndonesiaRatih Pramanik, MPsi, Counselor dari PT Personal Growth Jakarta
(Dedeh Kurniasih/Irfan Hasuki)