Tes Mata untuk Bayi Baru Lahir, untuk Apa?

By Dini, Senin, 15 Agustus 2016 | 01:00 WIB
Tes Mata untuk Bayi Baru Lahir, untuk Apa? (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Pada jam-jam pertama bayi lahir, biasanya ia langsung menjalani serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan ini boleh disebut dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tak boleh luput adalah pemeriksaan organ mata yang bertujuan mendeteksi sedini mungkin gangguan mata yang dikhawatirkan berisiko mengganggu penglihatan.

Pemeriksaan mata untuk bayi baru lahir dilakukan dengan cara menyorotkan cahaya atau lampu senter ke arah mata bayi. Bila bayi tampak merasa silau cahaya terang tersebut (ditandai dengan matanya berkedip-kedip atau memalingkan wajah), kemungkinan matanya normal. Sebaliknya, bila tak merasa silau kemungkinan mengalami gangguan mata.

Pada bayi prematur, yaitu lahir kurang dari 34 minggu, akan dilakukan pemeriksaan mata deteksi ROP (retinophaty of prematurity). Kenapa perlu? Karena, kelainan retina ini berisiko menimbulkan kebutaan. Skrining dilakukan agar ROP dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga dapat ditangani segera dengan maksimal.

Pemeriksaan ROP dilakukan pada 4—6  minggu setelah kelahiran bayi prematur. Pemeriksaan  ROP cukup aman untuk bayi. Agar tak nyeri saat pemeriksaan, dokter mata akan meneteskan analgetik lokal. Selain itu, waktu pemeriksaan biasanya sebentar untuk mengurangi kemungkinan bayi menjadi rewel.

Bila mengalami ROP, dalam kategori ringan, tak perlu terapi meski tetap mendapat pengawasan ketat, misalnya setiap dua minggu harus dikontrol kondisi retina.  Sedangkan pada kasus ROP lebih berat, dilakukan tindakan fotokoagulasi laser atau pembekuan (cryotherapy) pada daerah retina yang mengalami kerusakan. Alhasil, mayoritas retina yang masih sehat bisa diselamatkan.

Itulah yang dilakukan saat tes mata untuk bayi baru lahir. Hal ini penting untuk kesehatan mata bayi selanjutnya.

Tes Mata untuk Bayi Baru Lahir, untuk Apa?
Narasumber: Dr. Siska Mardani, SpA RS Royal Taruma, Jakarta

(Hilman Hilmansyah)