7 Masalah Memerah ASI yang Paling Sering Ditanyakan

By Dini, Selasa, 9 Agustus 2016 | 06:20 WIB
7 Masalah Memerah ASI yang Paling Sering Ditanyakan (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Jika Mama menyusui dan bersiap kembali bekerja, besar kemungkinan kini Mama merencanakan untuk memerah dan membuat stok ASI. Begitu mulai memompa ASI, hal pertama yang perlu Mama ketahui adalah bagaimana menyimpan ASI perah dengan aman. Ini beberapa hal tentang memerah ASI yang paling sering ditanyakan oleh para mama.

Tempat menyimpan ASI perah Sebelum memerah ASI, cuci tangan dengan air dan sabun. Kemudian simpan ASI perah ke dalam kotak plastik bertanda BPA-free  atau gelas berpenutup. Mama juga bisa memakai kantong plastik khusus yang dirancang untuk menyimpan ASI. Namun hati-hati, kantong khusus ASI ini rawan robek, bocor, dan mudah terkontaminasi ketimbang kotak plastik yang keras. Agar lebih aman, simpan kantong plastik tersebut ke dalam kotak makan plastik yang berpenutup. Hindari menyimpan ASI perah di dalam botol atau kantong plastik sekali buang yang biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga secara umum.
Berapa lama ASI perah bisa disimpan?Tergantung pada metode penyimpanannya. Misalnya: * Dalam suhu ruang. ASI yang baru diperah bisa disimpan dalam suhu ruangan hingga enam jam. Meskipun begitu, sebaiknya gunakan maksimal dalam empat jam, terutama jika ruangan tergolong cukup hangat.* Kotak pendingin. ASI yang baru diperah bisa disimpan dalam kotak pendingin (insulated cooler) berisi es, maksimal satu hari.* Lemari es. ASI yang baru diperah bisa disimpan di bagian belakang hingga lima hari dalam kondisi bersih. * Freezer. ASI yang baru diperah bisa disimpan di bagian belakang freezer hingga 12 bulan. Meskipun begitu, batasi penggunaan susu beku maksimal dalam enam bulan.ASI perah bisa kehilangan vitamin?Semakin lama Mama menyimpan ASI, entah itu di freezer atau di lemari es, semakin besar kemungkinan hilangnya kandungan vitamin C di dalam susu. Ingat juga bahwa ASI yang diperah ketika bayi baru lahir tidak akan benar-benar memenuhi kebutuhan bayi ketika usianya sudah beberapa bulan. Aturan penyimpanan juga bisa berbeda untuk bayi prematur, bayi sakit, atau yang dirawat di rumah sakit.

Memerah ASI bisa meredakan nyeriAda kalanya payudara Mama terasa begitu penuh, bengkak, dan tidak nyaman, namun si kecil masih kenyang. Saat itulah Mama bisa memerah ASI untuk meredakan rasa tak nyaman pada payudara. Setelah Mama terbiasa dengan aktivitas ini, memerah ASI juga bisa membantu memproduksi cadangan ASI. Keuntungan lainnya, Mama selalu punya stok ASI kapan pun dibutuhkan.

Seberapa sering boleh memerah ASI?Hal ini tergantung pada beberapa faktor. Apakah Mama bermaksud memompa cukup banyak ASI agar bayi memiliki stok ASI eksklusif untuk esok hari? Jika Mama ingin si bayi mendapatkan ASI eksklusif, memerah ASI sesering mungkin baik untuk dilakukan. Tetapi kalau Mama tak bisa memompa sesering jadwal makan bayi, sebaiknya hentikan saja. Tenang, cadangan ASI Mama tak akan mengering. Memompa ASI sekali sehari justru akan memberikan Mama cukup stimulasi, mencegah bayi menyusu berlebihan, dan membantu menjaga stok ASI.

Bolehkah mencampur ASI segar dengan ASI yang disimpan lebih dulu?Ya, Mama bisa menambahkan ASI yang baru diperah ke dalam ASI beku atau yang disimpan lebih dulu pada hari yang sama di lemari es. Namun, dinginkan dulu ASI yang baru diperah ke dalam lemari es atau kotak pendingin dengan es sebelum menambahkannya ke dalam susu yang sudah didinginkan lebih dulu. Jangan menambahkan ASI hangat ke dalam ASI beku karena akan menyebabkan ASI beku mencair.

Bagaimana mencairkan ASI beku?Cairkan ASI perah yang paling lama disimpan lebih dulu. Pindahkan ASI beku ke dalam lemari es malam sebelum Mama berniat menggunakannya. Bisa juga menghangatkannya secara perlahan dengan meletakkan ASI beku di bawah air mengalir (hangat) atau dalam mangkuk berisi air hangat. Jangan memanaskan ASI beku secara tiba-tiba ke dalam microwave atau di atas kompor. Sebab, pemanasan ASI secara cepat bisa memengaruhi antibodi pada ASI.

Para pakar juga menyarankan, sebaiknya buang ASI yang tidak digunakan dalam 24 jam setelah dicairkan.

(Dini/All4Women/MayoClinic)