Hindari Infeksi di Masa Nifas

By Santi Hartono, Selasa, 29 Maret 2016 | 07:00 WIB
Hindari Infeksi di Masa Nifas (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com Sebagian Ibu juga bisa mengalami demam ringan akibat kecapaian atau kurang minum. Dalam kurun waktu 12 jam setelah persalinan, suhu badan Ibu biasanya akan kembali normal. Namun, jika muncul demam tinggi dengan suhu 38,5 derajat atau lebih, Ibu baiknya waspada terhadap kemungkinan infeksi. Terutama bila berlangsung di antara 48 hingga 72 jam setelah melahirkan. Sebab, demam tinggi adalah gejala utama timbulnya infeksi. Bila Ibu menunjukkan gejala tersebut, baiknya segera pergi ke rumah sakit agar dokter dapat memeriksa, apakah ada masalah pada jahitan di jalan lahir atau di bekas operasi.Selain demam tinggi, gejala infeksi nifas juga berupa rasa nyeri di bagian bawah perut (sekitar rahim), darah nifas yang keluar berbau tidak enak dan berwarna agak kekuningan, perut terasa kembung dan terlihat membengkak, serta perdarahan hebat.   Yang dimaksud dengan nifas adalah darah yang keluar dari rahim sesudah melahirkan. Masa nifas atau periode keluarnya darah tersebut, umumnya berlangsung selama 40—60 hari setelah hari melahirkan atau lebih tepatnya setelah plasenta dikeluarkan. Selama periode nifas, organ-organ reproduksi Ibu menjalani pemulihan untuk kembali normal seperti sebelum melahirkan. Rahim yang tadinya membesar kembali menyusut ke ukuran semula. Jalan lahir yang tadinya melebar karena dilewati bayi saat persalinan, juga mengecil dan kembali ke ukuran seperti sebelum hamil. infeksi pada masa nifas dapat timbul apabila:• Terjadi trauma pada jaringan akibat kuman masuk hingga ke dalam rahim. Masuknya kuman dapat melalui sarung tangan ataupun alat-alat medis yang digunakan oleh tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan. Namun, hal itu hanya dapat terjadi bila peralatan medis tidak melalui proses sterilisasi yang tepat. Umumnya, rumah sakit membersihkan alat-alat medis dengan autoklaf, yakni alat pemanas yang menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi untuk membunuh sel resisten yang diproduksi oleh bakteri. Persalinan sesar yang menggunakan banyak alat lebih rentan terhadap infeksi ketimbang persalinan normal. Perbandingan risiko infeksi pada operasi sesar dan persalinan normal adalah tiga berbanding satu. Itulah mengapa, untuk mencegah timbulnya infeksi, setiap Ibu yang menjalani operasi sesar akan diberikan antibiotik.• Terjadi robekan di jalan lahirUmumnya terjadi pada persalinan normal—sehingga harus dilakukan penjahitan. Akibatnya, kuman dapat naik hingga ke dalam kandungan. Oleh karena itu, antibiotik juga diberikan pada Ibu  yang menjalani penjahitan ini.• Ada sisa plasenta tertinggal di dalam rahim.Beberapa menit setelah bayi lahir, umumnya plasenta akan segera menyusul keluar. Namun, jika rahim tidak berkontraksi dengan baik, maka proses pelepasan plasenta tidak dapat berjalan dengan sempurna sehingga ada sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim. Sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim selama lebih dari 30 menit disebut retensio plasenta. Rahim yang tidak bersih rentan infeksi serta perdarahan. Guna menghindari terjadinya retensio plasenta, setelah plasenta dilahirkan, dokter ataupun penolong persalinan akan memeriksa dan memastikan bahwa seluruh plasenta telah berhasil dikeluarkan dari rahim. • Terjadi persalinan macet atau berjalan sangat lama dan kontraksi kurang bagus. Pasalnya, dokter harus berkali-kali melakukan pemeriksaan dalam sehingga kuman bisa masuk melalui vagina hingga ke rahim. Untuk mengurangi risiko tersebut, pemeriksaan dalam sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali hingga saat persalinan. Selain itu, dokter ataupun penolong persalinan yang akan melakukan pemeriksaan dalam diwajibkan membersihkan tangannya dengan sabun atau cairan disinfektan. Sarung tangan yang digunakan pun harus dalam kondisi bersih dan telah melalui proses sterilisasi.• Ketuban pecah sebelum waktunya. Oleh karena itu, dalam waktu 6 hingga 8 jam setelah ketuban pecah, Ibu sudah harus ke rumah sakit. Kecuali bila sebelumnya  Ibu sudah diberitahu bahwa bayinya melintang, maka saat ketuban pecah tidak boleh menunda lagi, harus langsung ke rumah sakit untuk berbaring agar tali pusar tidak turun dan membahayakan janin.• Kebersihan yang tak terjaga pada organ intim/luka bekas operasi.Meski aneka penyebab infeksi nifas di atas dapat dicegah, namun apabila Ibu tidak menjaga kebersihan organ intim/luka bekas operasi pascapersalinan, maka infeksi dapat terjadi. Itulah mengapa, meski setelah melahirkan, Ibu akan sangat sibuk dengan si kecil, namun jangan sampai abai untuk menjaga kebersihan diri Ibu, terutama pada area organ intim/luka bekas operasi sesar.

(Santi Hartono/Foto: Thinstock)