Makan Disembur-Sembur, Ini Solusinya!

By Ipoel , Minggu, 9 Juni 2013 | 22:00 WIB
Makan Disembur-Sembur, Ini Solusinya! (Ipoel )

1. Makan Disembur-Sembur

Perilaku ini biasanya terjadi saat bayi mulai dikenalkan pada makanan pendamping ASI di usia 6 bulan. Itulah reaksinya terhadap makanan yang dianggap asing. Perilaku ini juga bisa muncul kalau makanannya terlalu panas/dingin, tidak enak, membosankan, atau suapannya terlalu besar.

Di usia batita, perilaku tersebut dilakukan sebagai bagian dari eksplorasinya. Karena dianggap mengasyikkan, ia mengulangnya kembali. Apalagi  bila orangtua bereaksi tertawa, si kecil merasa perilakunya itu “disetujui”. Kelak, bisa saja ia mencari perhatian dengan cara tersebut.

Solusi:

2. Si Pilih-Pilih Makanan

Di rentang usia prasekolah anak biasanya mengalami penurunan nafsu makan dan hanya mau makan makanan yang  benar-benar disukainya. Selain dipengaruhi oleh perlambatan laju pertumbuhan, anak pun sudah mahir menilai mana makanan yang rasanya enak dan tidak enak. Kebosanan terhadap menu dan penyajian makanan juga membuat anak terlihat pilih-pilih makanan.

Solusi:

3. Susah Makan Sayur

Rasa sayur memang tak segurih atau semanis makanan lain. Sebagian sayur memiliki serat yang susah dikunyah oleh anak. Padahal, kandungan gizi dan serat sayur juga buah sangat penting bagi tubuh. Fungsinya membangun sel-sel, membersihkan sisa-sisa metabolisme, menurunkan kolesterol, serta mencegah kanker usus besar. Kekurangan serat menimbulkan sembelit.

Solusi:

4. Nasi Dengan Lauk “Seadanya”

Sering ditemui anak hanya makan dengan nasi dan kecap, nasi dan sosis/nugget, nasi dan telur, atau malah nasi dan kerupuk saja. Jelas asupan gizinya jadi tak seimbang. Anak bisa kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Selain itu, produk makanan siap saji biasanya mengandung tambahan seperti pengawet, pewarna, dan penguat rasa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Solusi: