Mandi jelas kegiatan yang menyehatkan bagi bayi. Selain bisa mengangkat sisa-sisa keringat/kotoran yang menempel di kulit, mandi juga membuat tubuhnya lebih segar dan hmmm wangi.
Kalau beberapa waktu lalu kami sempat menurunkan artikel mengenai cara memandikan bayi baru lahir, kali ini giliran memandikan bayi besar (6 bulan ke atas) yang kami jadikan pembahasan.
Pada prinsipnya, memandikan bayi besar lebih mudah dibandingkan memandikan bayi-bayi kecil. Ini lantaran punggungnya sudah tegak, lehernya pun sudah kuat, sehingga bayi dapat didudukkan ketika disabuni dan dibilas.
Untuk lebih mempermudah Ayah Ibu, berbagai alat bantu khusus untuk memandikan bayi yang dijual di berbagai baby store dapat dimanfaatkan. Contoh, kursi mandi (bath seat). Kursi ini dirancang untuk bayi yang sudah dapat duduk tegak (umumnya usia 8 bulan ke atas). Pemakaian kursi mandi ini tinggal diletakkan di lantai kamar mandi atau di dalam bathtub. Kemudian bayi yang sudah dilepaskan pakaiannya, didudukkan di kursi tersebut lalu dimandikan.
Yang perlu diingat, meski kursi ini tampak aman (dileng-kapi dengan sandaran yang tinggi dan pengikat tubuh), bukan berarti bayi lantas bisa ditinggal sendirian di kamar mandi, sementara Ayah/Ibu melakukan kegiatan yang lain (menerima telepon, misal). Kejadian yang paling dikhawatirkan adalah lantaran takut ditinggal sendirian, bayi lalu menangis dan meronta-ronta sehingga membuatnya tergelincir/melorot dari kursi mandi.
Ayah Ibu juga dapat mencoba memandikan bayi sambil diberdirikan (berlaku bagi bayi-bayi besar, lo). Ini dilakukan oleh Debora Winger, seorang ibu yang tinggal di Minessota, USA. Seperti dikutip www.circleofmoms.com, bayi yang sudah bisa diberdirikan dapat dimandikan sebagaimana layaknya orang dewasa seperti yang dilakukan Winger. Ibu seorang bayi berusia 8 bulan tersebut selalu memandikan Matthew, putranya, dengan berdiri. “Saya duduk di kursi plastik pendek, lalu Matt saya berdirikan sambil terus saya pegangi. Dengan shower air hangat, saya menyiram dan menyabuni tubuh Matt, lalu membilasnya. Matt tampak menikmatinya. Sementara bagi saya, inilah cara praktis dan cepat memandikan anak dengan hasil bersih memuaskan. Tak perlu lagi repot menyiapkan air di ember,” cerita Winger.
MOMEN STIMULASI
Soal stimulasi, momen memandikan, dengan tanpa upaya keras, sebenarnya bisa “disulap” menjadi acara bermain yang fun dan bermanfaat bagi si kecil.
Coba deh, masukkan beberapa mainan air ke dalam bak mandinya. Saat itulah ia akan mengentak-entakkan kaki dan tangannya di dalam air, saking girangnya. Nah, gerakan itu secara tak langsung dapat memperkuat otot-otot di tangan dan kakinya, lo. Atau saat si kecil memencet-mencet boneka bebek kuningnya agar bersuara kwek... kwek... kwek..., sebenarnya ia dengan tak sengaja juga memperkuat jari-jari tangan sekaligus merangsang indra pendengarannya dengan bunyi-bunyian. Aroma sabun yang harum juga dapat menstimulasi indra penciumannya.
Bercelotehlah tentang apa saja saat menyabuni sang buah hati. “Ayo Dek… sabunan dulu… hmmm sabunnya harum ya? Nanti Adek mau pakai baju warna apa? Pink? Boleh... pasti anak Mama jadi cantik banget...!” Serangkaian kalimat itu merupakan stimulasi berbahasa bagi bayi. Ia akan memetik berbagai kosakata baru seperti sabun, harum, baju, dan lain sebagainya.
Kontak mata yang terjalin antara Ayah/Ibu selagi memandikannya, juga dapat mengikat erat bonding dengan sang buah hati.
Wah, ternyata begitu banyak manfaat dari aktivitas mandi ya Bu-Pak?
Utami Sri Rahayu