Minyak Telon

By Ipoel , Senin, 20 Agustus 2012 | 22:00 WIB
Minyak Telon (Ipoel )

Minyak telon dan minyak sejenis ini termasuk dalam kategori fitofarmaka atau obat tradisional. Penggunaannya lebih ditujukan sebagai terapi tambahan terhadap terapi medis yang umumnya berupa obat-obatan. Itu artinya, penggunaan minyak telon pada prinsipnya bukan sesuatu yang wajib dan bukan pula sesuatu yang dilarang. Lagi pula, kalaupun dikembalikan sesuai fungsinya sebagai penghangat, penggunaan minyak telon bukanlah satu-satunya cara untuk menghangatkan tubuh bayi. Masih banyak cara lain yang bisa diterapkan, semisal menggendong, mendekap, membedong, menyelimuti, dan sebagainya.

Efek hangat yang diperoleh dari pemakaian minyak telon diharapkan bisa memberikan kenyamanan kepada si kecil. Aroma dan efek hangatnya  dapat membantu melegakan pernapasan jika hidung si kecil tersumbat.  Rasa nyaman dari pernapasan yang lebih lega akhirnya membantu bayi tidur lebih nyenyak sehingga mempercepat proses penyembuhan. Tentu saja keluhan batuk dan pilek atau penyakit apa pun yang diderita si kecil tetap membutuhkan penanganan medis.

Pada prinsipnya tubuh bayi harus selalu hangat. Berbeda dengan orang dewasa yang tubuhnya secara otomatis akan membakar cadangan lemak tubuh saat kedinginan, tidak demikian halnya dengan bayi. Bayi yang kedinginan akan cepat terlihat menggigil karena kebutuhan kalorinya sangat tinggi. Saat kedinginan, tenaga yang semula dicadangkan untuk pertumbuhan akan dikuras untuk melawan rasa dingin. Nah, dengan mengoleskan minyak telon berarti orangtua telah membantu si kecil menghemat kalori tubuhnya. Itulah mengapa minyak telon digunakan sehabis mandi.

Kendati diperbolehkan, tentu saja tidak semua jenis minyak gosok bisa dioleskan ke tubuh bayi. Soalnya, ada minyak gosok yang ditujukan untuk kalangan dewasa. Jadi, agar tak salah pilih yang malah bisa berakibat fatal, gunakan minyak gosok yang memang diformulasikan secara khusus untuk bayi dan anak-anak. Bila tidak, bukan tak mungkin kulit bayi yang masih sangat halus dan sensitif malah akan jadi taruhan. Ini karena kandungan bahan-bahan dalam minyak gosok untuk kalangan dewasa bersifat iritan alias mampu mengiritasi kulit bayi. Sebaliknya, minyak gosok yang direkomendasikan khusus untuk bayi dan anak tentu aman karena tidak mengandung bahan-bahan yang bersifat iritatif, di antaranya minyak kamper, minyak mentol, dan minyak lain yang bersifat panas/membakar.

Yang juga perlu digarisbawahi, kendati aman, minyak gosok khusus bayi sebaiknya tidak digunakan sembarangan dan sepanjang waktu. Gunakan secukupnya saja hanya pada saat dimana bayi membutuhkan kehangatan: sesudah mandi, saat cuaca dingin, atau ketika ia rewel akibat gangguan pilek. Selain itu, perhatikan pula kondisi kulit si kecil. Kalau setelah menggunakan minyak gosok khusus bayi, kulitnya terlihat kemerahan atau bahkan beruntusan/bintil-bintil, sebaiknya segera hentikan pemakaiannya saat itu juga. Tujuannya, untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan dampak alergi yang lebih serius. Itulah mengapa, sejak awal dokter anak sebaiknya ikut mengingatkan orangtua tentang kemungkinan munculnya reaksi alergi.

Mengenai lokasi pemakaian, usapkan minyak gosok khusus bayi ini secukupnya pada bagian dada, punggung, telapak kaki dan sedikit pada bagian leher. Pertimbangannya, daerah-daerah tersebut relatif terbuka alias berukuran cukup luas. Dengan demikian, begitu minyak gosok khusus bayi ini dioleskan, ada cukup banyak pembuluh darah halus di bawah permukaan kulit yang bakal mengalami pelebaran. Mekanismenya, pelebaran pembuluh-pembuluh darah halus inilah yang akan membuat peredaran darah dan transportasi oksigen jadi lebih lancar. Sedangkan lokasi yang dilarang diolesi minyak gosok antara lain daerah hidung dan daerah sekitar mata, serta telapak tangan mengingat bayi masih sering memasukkan tangannya ke dalam mulut.