Kerak Kepala Pada Bayi

By Ipoel , Kamis, 28 Maret 2013 | 03:00 WIB
Kerak Kepala Pada Bayi (Ipoel )

Kerak Kepala balam bahasa medis disebut dermatitis seboroik. Sebetulnya secara fisiologis belum jelas penyebabnya, akan tetapi diduga ada hubungannya dengan bawaan hormon androgen dari ibu sehingga kelenjar lemak jadi aktif. Kelenjar lemak kulit ini keluar dari tempat yang sama dengan keluarnya rambut. Kelenjar lemak yang sangat aktif akan mengeluarkan lemak lebih banyak. Nah, lemak inilah yang akan menimbulkan lapisan yang menumbuhkan kerak.

Kerak kepala yang berwarna kuning ini kadang menimbulkan aroma tak sedap. Memang sih, biasanya bayi tak mengalami gejala gatal, tapi pada kepala dan rambutnya akan tampak serpihan kotoran yang tak sedap dipandang mata. Meski begitu, tak perlu khawatir berlebihan karena hal ini terjadi sekitar 1—2 bulan saja, tentu bila ibu menanganinya dengan tepat.

Bagaimana penanganannya? Tidak ada yang khusus. Cukup berikan minyak kelapa atau baby oil dan keramas setiap hari. Lakukan pijatan lembut di kepala agar dapat merangsang kelenjar-kelenjar pada kulit kepala, sehingga pengeluaran minyak jadi seimbang. Dengan pemberian minyak kelapa/baby oil, keramas, dan pijatan ringan, kerak kepala dapat diatasi, kecuali bila gangguannya berat, biasanya bayi memerlukan salep khusus dari dokter.

Rambut Tebal atau Tipis

Pada sebagian bayi baru lahir, rambutnya tampak lebat; sebagian bayi lain, rambutnya tampak tipis/jarang. Ini merupakan pengaruh hormon androgen. Umumnya dalam waktu sekitar 2—4 bulan, rambut yang tebal maupun tipis ini akan rontok dengan sendirinya, lalu berganti dengan rambut baru. Tentunya tak perlu penanganan khusus, hanya diperhatikan kebersihan rambut serta kulit kepala si kecil.