Hormon Ibu Terbawa Bayi

By Ipoel , Rabu, 27 Maret 2013 | 03:00 WIB
Hormon Ibu Terbawa Bayi (Ipoel )

Adakalanya hormon ibu terbawa oleh bayi hingga ia dilahirkan. Dampak yang ditimbulkan bermacam-macam, ada yang dianggap biasa dan ringan seperti lebat dan tipisnya rambut, atau yang membuat ibu repot seperti kerak kepala, tapi tak sedikit pula yang membuat ibu cemas seperti payudara yang membengkak atau bercak darah di vagina si Upik. 

Hormon merupakan “pembawa pesan” bagi sel-sel tubuh, sehingga mereka memiliki fungsinya masing-masing. Misal, sel untuk pelindung tubuh, sel untuk reproduksi, sel untuk pertumbuhan, dan lain-lain. Lalu, kenapa hormon dari ibu “diturunkan” pada bayi? Begini penjelasannya. Ketika ibu hamil, hormon memiliki fungsi sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan janin agar tidak gugur, janin dapat dilahirkan dengan baik/sempurna, dan sebagainya. Sementara, ibu dan bayi sendiri memiliki penghubung atau “jembatan” berupa tali pusat. Lewat tali pusat itulah, hormon-hormon ibu ikut terangkut. Setelah bayi lahir, pasokan hormon dari ibu masih tetap “berjalan” melalui pemberian ASI. Jadi, ada dua kali “transfer” hormon, melalui plasenta dan ASI.

Sebetulnya, hormon yang diturunkan kepada si kecil ini hanya yang diperlukan saja. Contoh, hormon tiroid yang penting untuk pertumbuhan diturunkan dalam jumlah banyak. Selain itu, ada hormon-hormon steroid, di antaranya androgen, estrogen, dan progesteron yang diturunkan dalam jumlah tak terlalu banyak. Hormon-hormon inilah yang menimbulkan berbagai efek. Walau begitu, ibu tak perlu cemas, karena gangguan ini hanyalah sementara. Efek dari hormon ini akan hilang seiring dengan waktu.