Dos n Donts Bayi Ikut Lomba

By Ipoel , Rabu, 6 Maret 2013 | 02:00 WIB
Dos n Donts Bayi Ikut Lomba (Ipoel )

Do’s:

Bila kondisi bayi kurang fit, sebaiknya tunda saja deh untuk ikut lomba. Jangan sampai kesehatan bayi dikorbankan hanya untuk lomba.

Apakah kondusif atau nyaman bagi si kecil? Umumnya lomba diadakan di mal, di atas panggung dengan suasana yang ramai. Jangan heran kalau bayi kaget dan bukannya ikut lomba malah rewel serta menangis. Selain itu, peserta lomba terkadang banyak sehingga suasana makin tak karuan. Ayah dan ibu dapat berbagi tugas agar tidak kerepotan, misalnya ayah mengurus mengenai daftar ulang, sementara ibu bersama si kecil menunggu sambil duduk atau mencari suasana yang nyaman sampai dipanggil ikut lomba oleh panitia.

Menempuh jarak yang terlalu jauh membuat bayi merasa lelah, bahkan bisa sakit. Sebaiknya ikuti perlombaan yang penyelenggaraannya relatif dekat atau tidak membutuhkan waktu perjalanan sampai berjam-jam.  

Ukur kemampuan si kecil, apa yang bisa dan tak bisa dilakukan olehnya. Meski usia bayi sama tapi kemampuannya bisa berbeda.

Ada beragam lomba yang bisa diikuti. Pilihlah yang paling cocok untuk si kecil. Jika si kecil belum lancar sekali merangkak, sebaiknya tak usahlah ia ikut lomba merangkak. Toh, masih ada aneka lomba lainnya yang pas buat si kecil.

Ikut lomba bukan hanya menyiapkan fisik, tapi juga perhatikan kebutuhan bayi saat mengikuti lomba, seperti pakaian ganti, minuman/makanan, snack, dan lain-lain. Jadi, persiapkan kebutuhannya.

Dont’s:

Sebaiknya dalam satu hari tersebut bayi hanya mengikuti satu lomba, sehingga ia tak merasa kelelahan. Jadi, bila dalam sehari itu ada lomba merangkak dan lomba memakaikan popok, pilih saja salah satu. Kita tak tahu kondisi si kecil, boleh jadi orangtua--yang biasanya--lebih bersemangat, sementara si bayi sebetulnya sudah kelelahan, lapar atau bahkan mengantuk.

Boleh jadi ketika momen lomba dimulai, si kecil justru sedang mengantuk atau ingin menyusu/makan. Sebaiknya ayah dan ibu memerhatikan keinginan bayinya ini, jangan malah memaksakan si bayi tetap ikut lomba. Selain itu, jangan pula memaksa bayi untuk menuntaskan lomba. Kala lomba merangkak, misal, ayah atau ibu sampai mendorong-dorong bayinya agar merangkak. Bisa saja si kecil malah "terjatuh" atau menangis karena sakit lantaran dipaksa seperti itu.

Pada saat lomba bayi sehat, tak sedikit orangtua yang ingin bayinya tampak montok, gemuk sehingga dinilai baik oleh panitia/juri. Lantaran itu, orangtua memberi makan si kecil berlebihan atau bahkan memberi suplemen penambah nafsu makan. Padahal bayi gemuk bukan berarti bayi sehat. Ada banyak indikator penilaian yang ditetapkan juri tentunya. Kegemukan justru tak baik bagi tumbuh kembang bayi selanjutnya.

Pada lomba foto bayi, ada lo orangtua yang memaksakan bayinya mengenakan kostum yang sebenarnya tak membuat nyaman. Contoh, kostum dari bahan tebal atau terlalu ketat hanya agar si kecil tampak lebih lucu dan imut saat difoto. Padahal, si kecil merasakan kepanasan, tidak nyaman, kesulitan bergerak, dan akhirnya rewel. Begitu pula wajah si kecil dipoles kosmetik orang dewasa seperti lipstik dan perona pipi, agar tampak menarik. Padahal, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dapat mengiritasi kulit wajah si kecil. Jadi hindari menggunakan kosmetik, juga aksesori yang tidak aman atau membuatnya tidak nyaman.

Terkadang orangtua menyemangati berlebihan sehingga terkesan si kecil harus menang lomba. Padahal kita tak tahu kemampuannya sejauh mana dan apakah dapat "mengalahkan" saingannya.