Ibu yang sedang menyusui membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori per hari. Pada 3 bulan pertama setelah melahirkan 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Namun selanjutnya ibu membutuhkan 700 kalori ekstra makanan setiap harinya. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang yaitu saat sahur, berbuka puasa, dan sesudah salat Tarawih.
Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas ibu di hari itu. Makan berbuka untuk mengembalikan stamina dan asupan yang terkuras. Sedangkan makan usai Tarawih, diibaratkan sebagai pelengkap yang bisa dijadikan cadangan gizi untuk produksi ASI di siang hari.
Jenis makanan yang dianjurkan selama menyusui dan puasa terdiri atas komposisi seimbang karbohidrat (terdapat pada nasi, roti, mi, umbi-umbian, dan kentang), protein (terdapat pada daging, ikan, telur, tahu, tempe, atau susu), dan lemak (daging, mentega atau minyak). Tidak lupa tingkatkan asupan konsumsi sayur dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral. Suplemen mungkin diperlukan, bila ibu sering merasa pegal, adalah suplemen kalsium. Namun, sebenarnya kalsium banyak terkandung pada susu dan turunannya, seperti keju. Bahkan kalsium juga ada dalam daging dan sayuran hijau. Sayuran hijau sangat dianjurkan banyak dikonsumsi selama menyusui, apalagi saat ibu berpuasa.
Selain memerhatikan asupan gizi dan waktu makan, perbanyak pula konsumsi cairan mulai berbuka hingga sahur. Usahakan minum air putih di masa ini minimal 2 liter ditambah cairan lainnya seperti jus buah, teh manis hangat, dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui. Pada dasarnya minuman hangat akan membuat tubuh relaks dan ini sangat berpengaruh terhadap produksi ASI (saat relaks, hormon oksitosin akan optimal kadarnya).