TabloidNakita.com- Mainan tidak hanya menyenangkan karena mainan membuat bayi pintar. Ada banyak manfaat mainan untuk perkembangan bayi, baik motorik ataupun kognisinya. Nah, disini timbul pertanyaan, apakah semua mainan membuat bayi pintar? Apakah juga semua mainan aman untuk bayi?
Mainan membuat bayi pintar bula mainan itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik bayi pada saat itu. Sebagai contoh, bayi yang berusia 1 bulan sudah berkembang indra-indranya. Ia bisa diberikan mainan yang dapat menstimulasi sensorinya, seperti crib mobile (mainan dengan warna mencolok, yang dipasang di atas boks bayi, dapat berputar dan bersuara musik).
Bayi usia 2 bulan belum mampu melakukan gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi mata-tangan. Oleh karena itu, kurang tepat jika kita memberikan mereka stacking toys (mainan menyusun gelang-gelang pada tiang/menara donat).
Bayi usia 5 bulan yang sudah dapat menggabungkan dua kegiatan, seperti melihat ke arah objek dan menggenggamnya, mainannya lain lagi. Dia dapat diberikan rattle atau mainan lainnya yang bisa digenggam.
Tapi ingat, usia ini bayi senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Oleh karena itu, jika mainan yang kita berikan ukurannya terlalu kecil, bisa-bisa mainan tersebut tertelan olehnya. Jadi pilihlah mainan yang diberikan harus yang cukup kecil di tangan tetapi cukup besar untuk dimasukkan ke dalam mulut.
Lain lagi bagi bayi usia 6 bulan. Di usia ini bayi sudah mampu melakukan gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi mata-tangan. Pemberian stacking toys akan bermanfaat untuk melatih kemampuan koordinasi mata-tangan mereka.
MAINAN DAN ORANGTUA
Sebaik dan sebagus apa pun mainan, tapi jika orangtua tidak terlibat manfaatnya tidak akan didapat.
Pada bayi usia 0–3 bulan, peran orangtua lebih besar terhadap mainan. Artinya kita yang memainkan mainan untuk bayi atau membantu mengoperasikan mainan untuk bayi.
Setelah usia 3 bulan, beberapa mainan dapat diberikan kepada bayi dengan memerhatikan faktor keamanan dan keselamatan bayi untuk memainkannya. Beberapa mainan mungkin masih dilakukan oleh orangtua, misalnya membacakan buku cerita, masih perlu dilakukan.
Dari situ tentu kita sudah paham, mengajarkan bayi memainkan mainan tentu bisa dilakukan karena bayi memiliki kemampuan untuk itu. Bayi belajar dengan meniru apa yang dilakukan orang lain, baik meniru ekspresi, suara, maupun perilaku.
Zali
Nara sumber: Rini Hildaynani, M.Si, psikolog