Duh, rambut bayiku rontok, sebagian Mama pun cemas. Tenang, kondisi itu wajar. Sebab, hingga bayi berusia sekitar 3-6 bulan, rambut halus yang tumbuh sementara ini, umumnya tak bertahan lama alias rontok dengan sendirinya. Rontoknya rambut ini hal yang normal. Selain itu, kondisi itu tidak membuat kepala bayi jadi plontos. Setiap bayi memiliki tingkat kerontokan berlainan. Bahkan, bila tak diperhatikan secara cermat, seolah rambutnya tak berkurang karena sangat sedikit kerontokannya dan mulai muncul rambut yang baru.
Lalu, kenapa bisa rontok? Pertama, karena tekstur rambut yang yang relatif halus sehingga memudahkan rontok. Apalagi ketika bayi mulai sering menggerak-gerakkan kepala kala posisi telentang di alas tidur. Kedua, kerontokan bisa terjadi karena kadar hormon yang sedang menurun. Nah, fase kerontokan rambut ini disebut telogen effluvium yang berlangsung sekitar enam bulan lamanya.
Akan tetapi di sisi lain, rambut baru makin tumbuh. Teksturnya cenderung kasar dan tampak gelap warnanya. Jadi berbeda dengan rambut sebelumnya yang tipis, lembut dan halus. Setelah melalui periode rambut rontok ini, akan tumbuh rambut baru yang biasanya lebih tebal. Selanjutnya mengikuti pola rambut orangtuanya, menjadi rambut yang permanen. Misalnya, bila secara genetik, atau mama-papanya berambut tipis, maka si kecil akan berambut tipis. Demikian sebaliknya.