Sebelum mengajak bayi “berenang” di kolam renang, berikut ada tahapan yang harus dilalui untuk memudahkannya.
1. Bak mandi.
Mulai dengan bak mandi. Sebaiknya waktu mandi bayi tak lebih dari 5 menit. Setelah usianya 3 bulanan, waktunya bisa diperpanjang 10-15 menit. Pastikan suhu air dan ruangan tidak terlalu dingin. Idealnya suhu air 29-32 derajat Celcius, untuk mudahnya pastikan air itu terasa hangat pada siku atau pergelangan tangan orangtua. Suhu ruangan juga harus hangat, sekitar 24 derajat Celcius. Ini untuk memastikan bayi tidak merasa kedinginan.
Selama berada di dalam baknya, lakukan kontak mata, ajak bicara dan pastikan ia gembira. Untuk memasukkannya ke dalam bak mandi, letakkan satu tangan untuk menyangga lehernya dan satu tangan di bawah bokong. Turunkan perlahan hingga tubuhnya terendam air. Untuk tahap awal, jaga kepalanya jangan sampai terendam.
Bila sudah agak besar, dan ia tampak menikmati aktivitas di dalam air, coba rendahkan kepalanya dengan hati-hati hingga telinganya sedikit terendam selama beberapa saat. Bila sering diulang ini membuatnya terbiasa dengan posisi badan telentang dalam air. Tapi ini tidak bisa dilakukan pada bayi sakit atau telinganya sensitif.
2. Kolam plastik.
Hampir sama dengan aktivitas di bak mandinya, namun kali ini bak yang digunakan lebih besar, yakni kolam plastik. Karena bermain di kolam plastik bisanya dilakukan di luar ruangan (outdoor), pastikan cuaca cukup bersahabat, tidak panas dan tidak terlalu dingin. Hampir sama dengan aktivitas di bak mandinya, namun kali ini orangtua boleh menambahinya dengan memercikkan air ke tubuhnya, ke dada atau punggung, tapi jangan muka, karena bayi akan kaget. Di usia 6 bulan, bayi bisa belajar mengapung dengan cara dipegangi kepalanya.
Setelah semakin besar, secara bertahap ajari anak untuk terlentang di kolam plastiknya tanpa dipegangi. Untuk ini pastikan air dalam kolam cukup dangkal sehingga tidak mengenai wajah bayi, cukup menggenangi setengah kepalanya saja. Contohkan padanya untuk menggerakkan kakinya ke atas dan ke bawah dengan hati-hati. Usahakan badannya tetap lurus. Untuk memudahkan, serukan, “Ayo tendang… tendang.” Latihan ini sebagai dasar untuk berlatih mengapung yang sesungguhnya.
Selain mengapung telentang kolam plastik juga bisa digunakan untuk latihan mengapung tengkurap. Caranya pegangi ketiaknya dengan empat jari di bagian dada dan ibu jari di tulang belikat. Aktivitas ini bisa dilakukan untuk bayi mulai usia 3-4 bulan. Kalau ia belum bisa mengangkat kepalanya, orangtua bisa menggunakan jari-jari yang sama untuk menahan dagunya sehingga tidak terbenam dalam air. Ayunkan badannya ke depan dan ke belakang. Bisa jadi awalnya ia akan menekuk kakinya, tapi setelah terbiasa, ia akan merasa santai dan meluruskan kakinya. Bayi yang sudah bisa merangkak akan coba merangkak di kolam dangkal itu. Setelah bayi berusia 12 bulan, latihan dapat dilanjutkan dengan meniup gelembung di dalam air. Latihan ini merupakan tahapan untuk belajar bernapas dengan benar di dalam air.
3. Bathtub.
Mandi bersama bayi di bathtub merupakan ajang “perkenalan” dan latihan percaya bagi bayi pada orangtuanya sebelum ke kolam renang yang sesungguhnya. Bila di rumah tersedia bathtub, lakukan aktivitas berikut:
- Orangtua duduk di belakang bayi, posisikan bayi terlentang, lingkarkan tangan di belakang bahunya. Tahan kepalanya dengan merapatkan tangan dan lengan. Bayi kecil akan mengapung pada posisi ini. Ayunkan tubuhnya ke depan dan belakang, tapi usahakan air tidak mengenai wajahnya.
- Posisikan wajah bayi menghadap orangtua dengan tubuh tengkurap. Pegangi lengannya dan tahan dagunya supaya tidak terbenam dalam air. Posisi ini akan membuatnya mengapung. Dorong maju dan mundur untuk merasakan sensasi air. Atau bisa juga biarkan bayi telentang di pangkuan orangtua, tahan kakinya di bawah lutut, minta padanya untuk melakukan gerakan menendang. Ini merupakan gerakan dasar latihan berenang.