Jalin Emosi Lewat Dansa

By Ipoel , Jumat, 18 Januari 2013 | 02:00 WIB
Jalin Emosi Lewat Dansa (Ipoel )

Saat berdansa, bisa dibilang bayi menyatu dengan orangtuanya. Ini karena posisi bayi begitu dekat, bahkan menempel dengan tubuh ayah/ibu yang mendekapnya sehingga membuatnya merasa nyaman. Posisi ini mengingatkannya akan kenyamanan luar biasa yang pernah dirasakannya dulu semasa dalam rahim.

Berada dalam dekapan selagi berdansa memungkinkan bayi menyatu dengan pancaindra orangtuanya. Dengan melangkah berayun perlahan ataupun cepat mengelilingi ruangan, bayi dapat menangkap apa yang dilihat ibu/ayahnya, ikut mendengarkan apa yang didengar ibu/ayahnya. Bahkan ia pun bisa berbagi emosi gembira yang terekspresikan lewat senandung, tarikan napas, atau detak jantung ibu atau ayahnya.

Kondisi menyatu ini pula yang memungkinkan bayi memahami berbagai ekspresi dan bahasa tubuh orang lain, dalam hal ini orangtua yang mengajaknya berdansa. Keterampilan berbagi emosi, dan memahami ekspresi serta bahasa tubuh ini menjadi salah satu modal penting baginya kelak untuk berempati  saat berinteraksi dengan orang lain.

Bagi bayi, sebagai aktivitas yang memberi kenyamanan dan kegembiraan, berdansa menjadi salah satu bentuk stimulasi penting bagi perkembangannya. Tepatnya, stimulasi sensori motorik melalui gerakan dan irama yang terintegrasi sebagai modal awal kecerdasannya kelak. Mengapa? Tak lain karena keterampilan motorik yang banyak melibatkan penggunaan kaki, penggunaan tangan, maupun penggunaan seluruh otot tubuh memainkan aneka peran dalam kehidupan anak. Di antaranya membantu pembentukan kemandirian (bantu diri/self help), mengasah keterampilan bermain, dan mengarahkannya mendapatkan penerimaan sosial.

Berada selama beberapa menit dalam dekapan ayah/ibu selagi berdansa juga diyakini dapat menenangkan bayi yang memang tengah belajar mengontrol dirinya. Pasalnya, saat didekap, bayi akan menyalurkan dorongan internalnya untuk memosisikan tubuhnya agar sesuai dengan kontur tubuh sosok yang mendekapnya. Bayi akan terus bergerak menyesuaikan diri hingga akhirnya menemukan posisi paling tepat yang membuatnya merasa nyaman. Sebaliknya, bayi yang kurang atau bahkan tak pernah merasakan hangatnya dekapan akan cenderung mengembangkan perilaku tak beraturan yang menghabiskan begitu banyak energi, seperti gerakan-gerakan menyentak yang tak bermanfaat, ataupun perilaku tak beraturan. Dengan kata lain, mengajak bayi berdansa akan sangat membantu pesatnya tumbuh kembang bayi.