Cacingan Pada Anak, Gejala, Pencegahan dan Pengobatannya

By Ipoel , Kamis, 21 Juni 2012 | 22:00 WIB
Kecacingan (Ipoel )

Nakita.id - Sebuah fakta yang cukup mencengangkan, tercatat di atas 50% anak Indonesia menderita cacingan.

Masalah cacingan pada anak sering dikaitkan dengan masalah kebersihan pribadi (personal hyegine).

Semakin tinggi derajat kebersihan seseorang, semakin tinggi derajat lingkungan di sekitarnya, maka semakin rendah tingkat infeksi kecacingan.

Cacing termasuk parasit. Artinya, ia hidup dengan mengambil makanan dari pejamunya (hostes) atau yang ditempatinya.

Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K),MTropPaed dari RSCM-FKUI,  Jakarta, cacing masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau secara langsung menembus kulit tubuh.

Bila melalui makanan berarti telur/larva cacing  berada pada makanan yang tidak hieginis (sayur dan daging yang tidak dimasak matang, misal). Jika masuk secara langsung, cacing bisa masuk lewat telapak kaki saat anak bermain di tempat-tempat kotor seperti di tanah tanpa alas kaki.

Gejala:

Kecacingan umumnya diderita anak-anak usia satu tahun ke atas berkaitan dengan kebiasaan  mereka yang mulai sering main di luar rumah.

Cacing yang masuk ke dalam tubuh akan menetap di dalam usus, sebagai tempat yang nyaman bagi berkembang biaknya cacing.

Namanya parasit, ia mengambil segala makanan yang ada di dalam usus tanpa peduli akan inangnya.

Kecacingan yang tidak diatasi mengakibatkan cacing yang ada di usus  bertambah banyak sehingga bisa menimbulkan penyumbatan di saluran cerna dan usus pun tidak bisa mengalirkan sari-sari makanan ke pencernaan.

Akibatnya  si penderita akan mengalami sakit pada perut atau timbul kolik bahkan mengalami demam.