Rasanya pingin ya punya foto si kecil seperti foto-foto yang termuat di majalah, ternyata enggak susah, berikut tip dan triknya.
1. Perhatikan mood si kecil
Tentu saja bayi belum bisa diarahkan untuk berpose sesuai keinginan kita. Alih-alih diminta tersenyum, malah menangis. Ketika diminta melihat kamera, justru ia berpaling. Maka sebelum jeprat-jepret, ada baiknya perhatikan mood-nya, apakah sedang dalam kondisi senang, gembira, atau bete, manja, rewel, dan sebagainya. Lakukan pendekatan dengan mengajaknya berinteraksi seperti mengajaknya bicara atau bermain, sehingga suasananya jadi menyenangkan. Bayi lebih siap untuk difoto.
2. Beri mainan favoritnya
Pendekatan yang terbilang ampuh adalah mengajaknya bermain dengan memberikan mainan favoritnya. Entah itu boneka, bola-bola, mainan yang berwarna-warni, berbunyi atau bahkan buku dan sebagainya. Dengan memancing si kecil lewat mainan kesukaannya, diharapkan ia menunjukkan ekspresi kegembiraan. Sekaligus ia pun lebih anteng lantaran asyik bermain. Dengan begitu, ia tak banyak bergerak, sehingga mudah ditangkap dengan baik oleh kamera. Hasilnya pun tidak "goyang" dan fokus. Kita dapat mengambil gambarnya dari sudut pemotretan yang berlainan, dengan pose yang natural pula.
3. Ambil berbagai momen
Hal penting yang perlu diketahui, ekspresi yang bagus bukan berarti harus dalam kondisi tersenyum atau tertawa. Sang bayi sedang menyusu, mengunyah/makan, menangis, marah, bahkan tidur sekalipun bisa menunjukkan momen yang bagus untuk difoto. Selain itu, ambil berbagai posisi: si kecil sedang tengkurap, telentang, digendong, duduk, merangkak, jongkok, dan sebagainya. Jadi, foto di mana saja, bahkan sedang tidur di dalam mobil pun bisa menjadi momen yang bagus.
4. Faktor pencahayaan
Sebenarnya, hasil foto akan lebih baik bila pencahayaannya alami. Dengan kata lain, tidak menggunakan flash (lampu kilat).Penggunaan lampu kilat terkadang menimbulkan efek warna merah pada mata. Bahkan dengan penggunaan lampu kilat, bisa jadi si kecil merasa silau, kaget, dan takut sehingga malah menangis. Nah, untuk pencahayaan alami, dapatkan dengan cara membuka tirai jendela sehingga cahaya matahari masuk ke ruangan. Boleh juga memosisikan si bayi dekat jendela.
5. Perlengkapan kamera
Kita dapat memotret si kecil menggunakan kamera apa saja. Entah itu kamera telepon seluler atau kamera saku/digital. Kuncinya, selain perlu kesabaran menangkap momen yang bagus, juga fokuskan kamera ke arah mata sehingga hasilnya lebih tajam.
6. Waktu memotret
Sebaiknya di pagi hari, setelah si kecil makan, mandi, dan sebagainya. Paling tidak sekitar pukul 07.00—09.00 WIB. Umumnya, di pagi hari bayi kelihatan lebih segar, aktif, dan ekspresif karena belum merasa lelah. Kalau dipotret ketika siang hari, si kecil cenderung sudah mengantuk, belum lagi hawa yang panas. Pemotretan juga dapat dilakukan di sore hari, kira-kira pukul 15.00—16.00, dimana ia sudah tidur siang, makan siang, pun cahaya sore tidak menyilaukan dan mulai teduh.