Kapan Bayi Mulai Tersenyum? Nggak Sabar Nih, Lihat Senyumnya....

By Dini Felicitas, Selasa, 11 Oktober 2016 | 00:15 WIB
Kapan bayi mulai bisa tersenyum? (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Si kecil sudah usia 7 minggu tapi belum juga tersenyum? Tenang, Mam... Memang banyak literatur menyatakan bahwa bayi mulai tersenyum sosial pada usia 6 minggu. Namun, itu bukanlah pedoman pasti.

Boleh percaya boleh tidak, kemungkinan besar bayi sudah bisa tersenyum sejak belum lahir. Bahkan menurut Mark Gettleman, MD, dokter anak dan pemilik klinik Dr. Goofy Gettwell Pediatrics di Scottsdale, Arizona, bayi sudah bisa tersenyum sejak masih di dalam kandungan ibunya. Senyuman ini memang bukan sebagai respons atas sesuatu, alias tidak terjadi karena maksud apa pun. Senyuman bayi di masa itu merupakan senyum refleksif, senyuman menyentak yang tidak bermakna, mirip dengan lengan atau kakinya yang bergerak-gerak.

Setelah lahir, barulah bayi bisa mengembangkan senyumnya yang sungguhan, untuk tujuan tertentu. Senyuman ini bukan sekadar menunjukkan bahwa ia sedang senang lho, Mam, tetapi juga menandakan perkembangan besar yang tengah terjadi. Misalnya, menjadi tanda bahwa penglihatannya telah berkembang, dan ia mampu mengenali wajah Mama. Otak dan sistem sarafnya sudah cukup matang untuk mengenyahkan senyum refleksif, dan ia sekarang tahu bahwa senyum merupakan cara untuk berhubungan dengan orang lain.

Si kecil juga mulai menyadari bahwa apa yang dirasakannya itu penting, dan memberi efek langsung pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia akan tersenyum untuk mengungkapkan rasa senang, rasa puas, semangat, dan bahagia. Mungkin itulah yang ingin disampaikannya ketika Mama baru menyusuinya. "Aku puas dan kenyang, Mama!" begitu mungkin katanya.

Lalu, kapan bayi mulai bisa tersenyum?

Senyum refleksif bayi akan menghilang ketika ia berusia 2 bulan, dan senyumnya yang nyata akan terlihat antara 1,5 sampai 3 bulan (6 dan 12 minggu). Mama bisa kok, membedakan antara senyum refleksif dan senyum betulan dari timing (kapan senyum itu terlihat) dan lamanya.

Biasanya, senyum refleksif cenderung lebih singkat dan terjadi secara acak, yaitu ketika bayi tidur atau lelah. Sedangkan senyum nyata terjadi sebagai respons bayi atas sesuatu, misalnya karena senang melihat wajah Mama, atau mendengarkan suara Si Abang yang melengking, begitu kata Dr. Gettleman. Selain itu, senyum bayi yang bermakna juga akan terlihat dari sorotan matanya. Mama pasti bisa membedakannya!