Memilih Obat Herbal yang Aman

By Dedeh Kurniasih, Selasa, 11 Oktober 2016 | 23:15 WIB
Temulawak kerap digunakan untuk menambah nafsu makan anak. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Mama Papa, masih ingatkah? Waktu kecil, orangtua kerap membalurkan seluruh tubuh kita dengan bawang merah yang dicampur minyak kayu putih ketika kita “masuk angin”. Atau, meminta kita mengonsumsi air perasan jeruk nipis yang dicampur kecap manis manakala suara kita hampir hilang lantaran sakit tenggorokan.

Ya, sejak zaman nenek moyang, masyarakat sudah mengenal pengobatan dengan menggunakan jamu-jamuan yang berasal dari herbal atau tanaman. Bagian tanaman obat yang digunakan, bisa daunnya saja (folia), buah, biji, batang, akar, pangkal batang (rhizoma), ataupun seluruh bagian tanamannya. Bahan sediaannya juga cukup sederhana dengan mencuci bersih dan mengeringkannya, kemudian dibuat jamu dengan digiling atau digodok. Teknologi yang semakin maju menjadikan perkembangan jamu di Indonesia cukup membanggakan. Bahkan, kini farmasi pun masuk ke dalam industri jamu. Dengan kata lain, jamu kini menjadi ikon dan aset bangsa. Penelitian herbal di Indonesia pun berkembang pesat. Namun, bagaimana memilih obat herbal yang efektif dan aman?

Pemerintah membagi pengobatan herbal dalam 3 golongan, yaitu: jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. Jamu tidak melalui uji klinis, tetapi secara empiris dalam 3 generasi turun-temurun dapat dikatakan aman dan tak ada efek samping. Obat herbal terstandar (OHT) harus diujikan terlebih dulu. Biasanya pada hewan coba, seperti mencit, kelinci, kambing, dan mamalia lainnya. Sedangkan fitofarmaka adalah herbal yang telah aman diujicobakan, kemudian oleh produsen atau perorangan dibuat menjadi fitofarmaka untuk diujikan pada manusia.

Idealnya, peredaran ketiga golongan obat tadi harus mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Badan inilah yang menilai apakah obat herbal tersebut layak atau tidak dikonsumsi dengan disertai aturan, literatur, serta jurnal ilmiahnya.

Contoh, obat herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh ada yang berasal dari tanaman asing, yaitu Echinacea. Sementara dari Indonesia ada meniran dan jintan hitam (disebut juga habbatusaudah). Meskipun sama-sama tanaman berkhasiat, jintan hitam dan meniran, jika dicampur bisa menghasilkan toksin atau racun.

Jadi, untuk dapat meningkatkan daya tahan tubuh hanya bisa digunakan satu jenis saja dari tanaman obat tersebut. Rambu-rambu seperti inilah yang dijaga oleh BPOM, sehingga kita dapat memilih obat herbal yang aman.

Narasumber: Dr. Abrijanto, SB, Clinic Icon, BSD City Beny Rachman, Kerajaan Herbal Indonesia