Tabloid-nakita.com - Awalnya, sebagai seorang ayah yang rajin menulis di blog, Aedi (40) juga ingin memiliki video blog (vlog) mengenai kedua putrinya, Lifia (7) dan Niala (5) agar bisa ditonton kapan saja. Namun, pehobi fotografi ini sadar betul, video yang akan diunggah ke YouTube harus memiliki daya tarik. Niat ini juga didorong oleh rasa penasaran melihat kesukaan Lifia dan Niala menonton video asal Jerman yang memperlihatkan adegan meletuskan balon warna warni. Lebih mengherankan lagi, adegan sederhana itu berhasil menggaet 50 jutaan penonton.
Aedi menyimpulkan, anak-anak tertarik pada unsur warna-warni, seperti yang menjadi ciri khas balon. Anak-anak juga suka adegan main air, karena mereka sendiri juga suka main air. Alhasil, Aedi memutuskan untuk membuat dokumentasi video Lifia dan Niala saat mereka bermain dengan warna dan air. Resep ini ternyata ampuh. Kini, subscribers kanal @LifiaTube.HD di YouTube yang dikelola Aedi sudah mendekati angka 500.000.
“Saya selalu memasukkan unsur edukasi anak dalam video-video Lifia dan Niala,” kata Aedi yang sekeluarga khusus terbang dari Pekanbaru ke Jakarta atas undangan YouTube Pop-up Space Jakarta pada 8-10 September lalu. “Hasilnya, di kolom komentar ada yang berterima kasih karena anaknya sekarang sudah bisa berhitung,” tutur Aedi. Pop-up Space adalah wadah yang memberi kesempatan kepada para kreator YouTube terpilih (kreator yang sudah memiliki lebih dari 100.000 subcribers) untuk belajar lebih dalam tentang cara memproduksi video, berkolaborasi dengan sesama kreator, dan berkenalan dengan peralatan produksi canggih yang bisa mewujudkan mimpi kreatif mereka.
TIP MEMBUAT VLOG YANG DISUKAI ANAK
Berkat popularitas Lifia dan Niala sebagai YouTubers, setiap hari ada saja produsen dan distributor yang mengirim mainan atau barang untuk dibuka dan dicoba oleh mereka. Kalau tertarik membuat vlog yang disukai anak, Mama Papa bisa belajar dari kesuksesan kanal video kesukaan anak-anak ala Lifia Niala. Ini tip-tip yang diberikan Aedi:
- Buatlah konsep dari video yang akan dibuat. Misalnya, video ini harus memuat unsur edukasi seperti pengenalan warna, belajar huruf, belajar membaca, belajar kenal angka, dan bermain.
- Masukkan unsur surprise. Misalnya, jika kita membuat video proses membuat es krim, pada bagian akhir diperlihatkan hasil es krim yang terlihat menggiurkan layaknya karya para profesional, disertai unsur suara yang mendukung. Contoh lain, video unboxing (membuka kemasan dan membicarakan isinya) banyak disukai anak karena mengandung unsur surprise.
- Masukkan unsur warna, gerak, dan musik, karena anak-anak sangat menyukainya. Contohnya, gunakan bola atau balon warna-warni sebagai properti; atau rekam kegiatan anak bermain air yang aman dan menyenangkan, karena aliran air mengandung unsur gerak. Video yang memperlihatkan adegan anak menari atau melompat ke sana kemari diiringi musik juga menarik dan menstimulasi anak untuk sama-sama bergerak.
- Asah terus keterampilan merekam gambar dengan kamera dan keterampilan editing video. Gunakan jenis huruf dan elemen grafis yang menarik sesuai tema.
- Tayangkan video secara teratur, misalnya dua atau satu minggu sekali.
- Sebelum merekam kegiatan anak, mintalah izin darinya. Jika anak tak bersedia jangan dipaksa. Sebelum ditayangkan, minta anak berpendapat tentang videonya. Kalau ia keberatan, jangan pernah menayangkannya ke media sosial. Bagaimanapun ini adalah video tentang dirinya, dan ia berhak untuk bilang "ya" atau "tidak".
- Jika ada yang berkomentar negatif atau memberikan kritik yang tidak membangun, gunakan fasilitas "sembunyikan" komentar di YouTube.
- Atur kegiatan anak agar seimbang antara online dan offline atau antara bermain pasif dan aktif.