4 Tahap Mengajarkan Konsep Waktu pada Anak

By Dini Felicitas, Rabu, 16 November 2016 | 23:00 WIB
Buatlah jadwal kegiatannya dengan menunjukkan jam. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Aktivitas anak batita tentu sudah mulai banyak, salah satunya sekolah. Karena itu, Mama harus mulai mengajarkan konsep waktu pada anak agar ia tahu kapan harus bangun pagi, mandi, makan, tidur siang, mandi sore, gosok gigi, hingga tidur malam.

Cara paling mudah untuk mengajarkan konsep waktu kepada anak prasekolah adalah mengaitkan waktu dengan rutinitas harian tersebut. Dengan demikian, mengajarkan konsep waktu kepada anak prasekolah tidak bertujuan agar ia “tahu waktu”, melainkan sebagai langkah awal pembentukan disiplin diri terhadap aktivitas hariannya.

Agar pengenalan anak terhadap konsep waktu lebih efektif, gunakan reinforcement (penguat). Contoh, ketika anak berhasil mandi sore tanpa disuruh secara berlebihan, Mama Papa dapat memberikan pujian, stiker, atau hal-hal lain yang disukai anak. Tentu, pemberian tersebut perlu disertai dengan penjelasan mengapa ia berhak mendapatkannya.

Yang perlu diperhatikan dalam konsep ini, Mama Papa harus menjadi contoh baik bagi anak, jangan menjadi penyebab gagalnya anak melakukan rutinitasnya, semisal, di waktu tidur siang justru anak diajak pergi.

Secara bertahap, ajarkan konsep waktu kepada anak prasekolah dengan cara ini:

* Membacakan buku cerita dan berdialog aktif dengan anak terkait konsep waktu yang ada di buku tersebut. Misalnya, “Lihat, dalam cerita ini, Tommy berangkat sekolah. Itu tandanya pagi hari. Selamat pagi! Ada apa di pagi hari?” Bantulah si kecil mengenali banyak hal atau kegiatan di pagi hari, seperti: matahari bersinar, burung-burung bernyanyi, dan Papa pergi ke kantor. * Gunakan penanda waktu spesial. Untuk pagi hari, tempelkan gambar apa-apa saja yang biasa dikerjakan anak atau orang-orang terdekatnya. Demikian pula untuk siang, sore, dan malam hari. Melalui penanda waktu ini, si kecil juga dapat belajar mengenai hari dengan konsep kalender. Beri tanda hari ini dan hari yang dituju, misalnya hari Minggu adalah ulang tahunnya. Ajari anak untuk mencoret satu tanggal setiap pagi.

* Kenalkan dengan jam. Setelah mengenal angka, anak dapat mulai berkenalan dengan jam. Walau belum betul-betul paham, anak di rentang usia ini sedikit demi sedikit dapat membaca jam dengan cara sangat sederhana, yaitu membaca jarum pendeknya. Gunakan buku jam yang jarumnya bisa diputar-putar dan selalu kaitkan dengan kegiatannya. Contoh, ketika jam dinding menunjukkan pukul 13.00, putarlah buku jam ke arah yang sama, lalu katakan pada anak, “Lihat, sekarang sudah jam 1 siang. Waktunya Adik makan siang, lalu beristirahat.” * Buat jadwal kegiatannya. Jika kemampuan anak sudah berkembang, Mama Papa bisa membuatkan jadwal kegiatan hariannya dengan menunjukkan jam. Misalnya, jam 07.00 untuk mandi pagi, jam 12.00 untuk makan siang, dan seterusnya. Tempelkan gambar yang sesuai untuk setiap jam dan mintalah si kecil untuk melihat apakah jarum jam dinding sudah berada pada posisi yang sama dengan jarum jam mainan di jadwalnya.

Jika sudah, ingatkan anak untuk mengerjakan apa yang menjadi kegiatannya saat itu. Ketika berusia 4—5 tahun, anak dapat diajarkan mengenal nama-nama hari dalam seminggu dan nama-nama bulan. Nanti saat masuk SD, anak akan mulai mengenal kalender dan menggunakan kata-kata seperti “hari ini” dan “besok” dengan benar.

Perlu diingat, pemahaman mengenai konsep waktu ini berbeda-beda untuk setiap anak. Yang terpenting, Mama Papa jangan panik jika si buah hati membutuhkan waktu ekstra untuk memahaminya. Jadi jangan terlalu memaksa anak prasekolah belajar jam terlalu dini, ya Mam.

Narasumber: Alfa Mardhika, Psi, Fakultas Psikologi Universitas YARSI, Jakarta

(Amanda Setiorini)