Tabloid-Nakita.com - Depresi bisa dialami oleh siapa pun, baik orang dewasa maupun anak-anak. Anak mungkin mengalami depresi karena tekanan berat yang merundungnya. Tekanan itu tidak langsung membuat anak depresi, melainkan diawali dengan stres ringan. Bila stres terus berlanjut tanpa ada solusi dan penanganan, beban bertubi itu akan menjadikan anak stres berat, dan akhirnya menjadi depresi.
Baca: Anak Juga Bisa Stres dan Depresi. Ini Ciri-cirinya
Nah, yang jadi masalah, sebenarnya apa penyebab anak stres? Menurut psikolog Fitriani F. Syahrul, Psi, umumnya, ada tiga sumber stres pada anak, yaitu:
1. Kepadatan jam belajar anak
Harus diakui, keinginan orangtua untuk menjadikan anak serbabisa, membuat anak dijejali dengan berbagai kursus, baik formal maupun informal. Setelah seharian belajar di sekolah, anak harus kursus berhitung dan bahasa. Belum lagi berbagai kegiatan lain, yang dianggap orangtua dapat memaksimalkan potensi anak, seperti: les menari, berenang, bela diri, dan lainnya. Akibatnya, anak pun kehilangan waktu untuk bermain dan bersantai. Ingat, anak ibarat sebuah gelas kosong. Gelas itu harus diisi dengan takaran air yang tepat agar penuh. Bila tidak, airnya akan tumpah.
Baca: Kenapa Anak Bisa Stres?
2. Target melebihi kemampuan anak Setiap anak dianugerahi kemampuannya masing-masing. Ada anak yang menonjol di bidang matematika, tapi lemah di bidang sosial. Demikian sebaliknya, meskipun ada anak yang multitalenta, dan memiliki kemampuan lebih di berbagai bidang, target yang melebihi kemampuan anak akan membuat stres, bahkan bisa berlanjut kepada depresi.
3. Perlakuan kasar atau bullying Perlakuan ini bisa didapat anak dari orangtua, teman, dan lingkungan, baik verbal maupun nonverbal, entah pukulan, cubitan, jambakan, atau perkataan yang meruntuhkan harga diri anak, ”Bodoh”, ”Nakal”, ”Jahat”, dan lainnya. Bila perlakuan ini dialami, anak bisa mengalami stres ringan. Dalam kondisi ini, anak masih bergaul atau berinteraksi dengan pelaku, tapi bila perlakuan ini intensif terjadi, anak biasanya menjaga jarak dengan pelaku, mulai membatasi sosialisasi. Terakhir, bila pelaku terus meneror anak, maka perilaku anak bisa tak terkontrol dan ketakutan saat berhadapan dengan pelaku. Fase ini bisa disebut dengan depresi.
Baca: 13 Cara Agar Anak Tak Mudah Stres
Kini, Mama harus lebih jeli dengan keadaan anak. Cermati apakah anak mengalami perubahan dalam sikap dan perilakunya. Siapa tahu ada hal-hal yang menjadi penyebab stres pada anak.
Narasumber: Fitriani F. Syahrul, Psi, Msi, Psikolog dan Pendiri Yayasan Lentera Zaman Depok