Nakita.Id - Jika anak sakit demam, pilek, flu atau disengat lebah, orangtua biasanya hanya memberikan obat bebas atau reramuan tradisional, memberi minum lebih banyak, dan membujuknya untuk beristirahat. Pengetahuan tentang pengobatan anak di rumah kebanyakan diperoleh dari internet dan buku-buku. Selain sederhana dan alamiah, pengobatan rumahan ini juga bisa menghemat biaya.
Namun, belakangan terjadi banyak kasus kematian anak karena orangtua dinilai lalai membawa anak ke rumah sakit. Contohnya di Kanada, orang tua diadili karena memilih merawat sendiri anak mereka yang menderita meningitis ketimbang membawanya ke rumah sakit. Sang anak pada akhirnya meninggal dunia.
Kasus-kasus semacam ini menjadi peringatan bagi orangtua untuk tidak mengandalkan pengobatan alternatif. Sebenarnya, bolehkah orangtua mengobati anak mereka di rumah? Kapan saatnya anak yang sakit dibawa ke dokter? Yang lebih penting, bagaimana kita tahu pengobatan tersebut aman?
Dr Joseph Gigante, seorang pengajar di Universitas Vanderbilt dan Monroe Carrell Jr. Children's Hospital di Vanderbilt memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Baca juga : Buat Obat Batuk Herbal Anak di Rumah
BOLEH PERCAYA TAPI HATI-HATI
Menurut dia, yang pertama harus diyakini adalah pengobatan rumahan atau perawatan homeopati itu tidak membahayakan. “Ada banyak pengobatan rumahan yang hanya sedikit manfaatnya bagi anak. Namun, jika orang tua merasa ingin berbuat sesuatu dan perawatan itu tidak membahayakan anak, saya rasa tidak ada masalah,” katanya.
Namun, ada sebuah situasi yang dinilai mengkhawatirkan dan berbahaya. “Ini ketika para orang tua memilih untuk tidak menggunakan terapi pengobatan tradisional yang dikenal efektif, dan malah memilih perawatan homeopati yang tidak efektif, sehingga mengakibatkan tertundanya pengobatan dan membahayakan, bahkan kemungkinan menyebabkan kematian anak mereka.”
Baca juga : Panduan Mengobati Anak Sakit Di Rumah
IDAI BELUM MEREKOMENDASIKAN
Sebuah artikel yang dimuat di situs IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyebutkan homeopati, terapi herbal, aromaterapi, akupuntur, refleksiologi, pijat, shiatsu, kiropraktik, osteopati dan penyembuhan spiritual memang belum terbukti secara ilmiah dapat menurunkan demam.
Meski begitu, Gigante mengatakan orang tua masih bisa mengobati anak di rumah untuk gejala-gejala dan penyakit-penyakit seperti batuk, pilek, bersin, sakit tenggorokan. Demam juga bisa diobati di rumah. Orangtua sering khawatir tentang demam, tetapi demam adalah respons terhadap infeksi.
Baca juga : Pengobatan Alami Redakan Pilek Pada Bayi
Tylenol atau Ibuprofen bisa membantu menurunkan demam anak. Muntah dan diare juga gejala umum yang terjadi pada anak-anak, sehingga orangtua dapat mengobati di rumah saja asal bisa memastikan anak tetap terhidrasi dengan baik. Begitu pula sakit perut dan sakit kepala.
PEMERIKSAAN BAYI JANGAN DITUNDA
Kondisi menjadi serius dan anak perlu dibawa secepatnya ke rumah sakit apabila bayi berusia kurang dari 3 bulan demam hingga 38 derajat Celsius atau lebih. Demam mungkin merupakan tanda dari infeksi bakteri serius. Demam yang berhubungan dengan sakit kepala parah dan kaku leher juga harus dibawa ke rumah sakit karena kemungkinan tanda-tanda dari meningitis. Orangtua seharusnya waspada jika demam berlangsung lebih dari 5 hari. Kesulitan bernapas pada anak dapat mengakibatkan bibir/mulut membiru.
Walaupun pengobatan rumahan efektif untuk penyakit-penyakit ringan, orangtua kerap melakukan kesalahan. Contohnya, ketika merawat anak-anak yang demam di rumah, orangtua tidak memberikan dosis Tylenol atau Ibuprofen yang tepat.
Pemberian dosis obat harus didasarkan pada berat badan anak. Seiring penambahan berat badan bayi, takaran Tylenol atau Ibuprofen pun harus bertambah. Namun, orangtua kerap memberi dosis berdasarkan berat badan sebelumnya sehingga anak justru kekurangan dosis.
Baca juga : Obat Herbal Penurun Panas untuk Bayi dan Balita
JANGAN SALAH PILIH TERMOMETER
Kesalahan yang juga signifikan adalah penggunaan jenis termometer. Cara paling akurat untuk mengukur deman bayi adalah dengan menggunakan termometer digital dubur. Kesalahan umum lain adalah menggunakan obat batuk/demam yang dijual bebas. Obat-obat jenis ini tidak berlaku untuk anak-anak dan bisa menyebabkan efek samping yang serius.”
Kesimpulannya, orang tua harus teliti dalam mencari informasi tepat terkait pengobatan di rumah. Pemberian imunisasi pada anak dapat mencegah penyakit dan menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Segeralah minta bantuan medis jika anak tidak membaik dalam waktu 1-2 hari.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR