Nakita.id - Awalnya, Daisy Wigginton terserang gejala flu dan kedua orangtuanya memberikan Calpol (sejenis obat penurun panas berbentuk sirup) dan merawatnya di rumah saja. Tapi ketika Daisy mengalami batuk terus-menerus, akhirnya ayah dan ibunya membawa Daisy ke dokter umum, di mana dokter mengatakan kepada mereka itu hanyalah asma dan kemudian diberi resep inhaler dan steroid. Obat-obat pelega napas yang kerap digunakan para penyandang asma,
Pengobatan awal memang tampak bekerja, tapi dua minggu kemudian batuk-batuknya kambuh dan bahkan lebih parah. Orangtuanya, Darren dan Ria Wigginton membawanya ke A & E alias Accident and Emergency (UGD) ketika si kecil bertambah lesu dan panas tinggi. Selanjutnya, Daisy segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Southampton.
Baca juga : Kanker Anak Dapat Disembuhkan
Namun, dokter kemudian menemukan bahwa Daisy tidak menderita asma sama sekali, tetapi menderita kanker. X-ray mengungkapkan tumor ganas telah meliputi paru-paru kanan, limpa dan ginjalnya, sehingga hal ini menghancurkan saluran pernapasannya dan membuatnya sulit untuk bernapas.
Daisy didiagnosis mengidap T-cell Lymphoblastic Lymphoma dan sekarang ia tengah menjalani kemoterapi. Ayahnya, Darren, 43, asal dari Chichester, West Sussex, mengatakan, "Ketika mereka melakukan scan dan tumpukan ini benar-benar menutupi sisi kanan paru-paru dan dia memiliki tumor di atas hatinya.”
"Kami tidak pernah berpikir batuk ini akan berubah menjadi kanker dalam mimpi terburuk kami. Jika kami tidak bersikeras (mencari tahu penyebab) itu akan menjadi bahaya.”
Baca juga : Tanda Anak Menderita Kanker
Darren menambahkan bahwa jika ia dan istri tidak membawa Daisy ke unit gawat darurat untuk ketiga kalinya, pasti mereka akan kehilangan Daisy selama-lamanya. Darren yang kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta dan istrinya, Ria yang merupakan seorang perawat, 33, pertama kali melihat bahwa Daisy sedang tidak mengalami kondisi sehat pada akhir Oktober tahun lalu, ia sering batuk, sesak dada dan tenggorokan kering.
Mereka mengira pada awalnya Daisy hanya mengalami infeksi biasa di dada, sehingga ia hanya diberikan sirup batuk dan parasetamol. Kemudian pada pertengahan November tahun lalu, mereka membawa Daisy ke GP di mana Daisy didiagnosis mengalami asma, sehingga hanya diberikan resep inhaler dan steroid.
Namun, itu hanya membuatnya sembuh selama dua minggu dan kemudian batuk itu kembali. Saat itulah Darren dan Ria memutuskan untuk membawanya ke A & E. "Ketika kami pertama kali melihat dokter, mereka mengatakan jika mereka pikir dia mungkin memiliki gagal paru-paru atau pneumonia yang mengkhawatirkan.”
"Kemudian keesokan harinya mereka bilang itu salah dan justru jauh lebih serius - ia benar-benar memiliki penumpukkan pada paru-parunya yang menghancurkan saluran pernapasannya.”
Baca juga : Kenali Tanda Kanker Darah Pada Anak
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR