BERJIWA PENELITI SEJAK KECIL
Sejak kecil, Sastia Putri sudah memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Kata ayahnya, ia sering memerhatikan fenomena alam yang terjadi, seperti kenapa ada hujan, kenapa muncul petir, kenapa pohon bergerak-gerak, kenapa ada banjir, dan banyak lagi. “Saya banyak bertanya ke orangtua dan guru di sekolah tentang fenomena-fenomena itu,” kenang Sastia. Demi memuaskan keingintahuannya, ia pun banyak membaca buku tentang pengetahuan alam.
“Ketika masuk SMA, saya mengambil jurusan IPA,” ujar lulusan SMA 70 angkatan 2000 ini. Lanjut kuliah di jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ia lulus pada 2004. Saat kuliah inilah, Sastia mengaku menemukan semangat meneliti yang besar, tepatnya ketika ia mulai mengikuti kelas praktikum di tingkat 2. “Saya teringat kembali kecintaan saya terhadap dunia sains saat kecil,” kenangnya.
Cintanya pada profesi peneliti semakin kuat ketika mengambil tugas akhir di lab mikrobiologi yang menurutnya sangat menarik dan penuh tantangan. Untuk itu, Sastia meneruskan pendidikan S2 dan S3-nya di Universitas Osaka Jepang. Saat ini ia bekerja di Osaka University, Fakultas Teknik jurusan Bioteknologi dengan spesialisasi mikrobiologi terapan.
“Saat menyelesaikan S3, riset saya adalah mencari antibiotik baru dari sumber alam yang unik,” kata Sastia yang kemudian menemukan dua antibiotik dengan struktur baru. Salah satunya adalah senyawa aktif yang efektif untuk digunakan sebagai fungisida bagi tanaman kedelai. Untuk riset pos-doktoralnya itu, Sastia bergabung dengan lab tempatnya bekerja sampai sekarang.
“Saat ini saya sudah menerapkan metabolomik untuk produksi biofuel, bahan bakar yang dipanen dari tanaman. Juga terhadap pangan asli Indonesia, seperti tempe, kopi, manggis, dan pisang,” beber ibu dari Aisha Lavina (6) ini. Metabolomics adalah penelitian menggunakan teknologi ‘omics’ yang berhubungan dengan sistem luas dari molekul kecil metabolit.
MENJADI SATU DARI SEDIKIT PENELITI PEREMPUAN INDONESIA
Pada 2016 lalu, Sastia berhasil mendapatkan penghargaan dalam ajang L’Oreal UNESCO for Women in Science (FWIS) ke-12. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap para peneliti perempuan Indonesia atas hasil capaian yang sangat baik terhadap hasil penelitiannya. Judul penelitian yang mendapat penghargaan tersebut adalah, “Establishment of Quality Evaluation Standard, An Authentication Method of Kopi Luwak and Various Indonesian Specialty Coffees by Chromatography-base Metabolomics.”
Mengapa ia memilih topik penelitian ini? “Saya ingin mengembangkan riset kopi Indonesia lebih lanjut setelah riset Kopi Luwak menghasilkan 4 publikasi internasional dan meluluskan satu mahasiswa doktor di laboratorium kami, yaitu Dr. Udi Jumhawan,” ujar Sastia yang juga meraih penghargaan sebagai Highly Cited Research (Top 5 Most Cited Research in 5 Years) dari Journal of Bioscience and Bioengineering (2016). Hasil penelitian ini kemudian diajukan ke L'oreal Award for Women in Science Award di Indonesia lewat perwakilan institusinya di ITB. Di perguruan tinggi tersebut, Sastia bekerja sebagai dosen luar biasa.
Selanjutnya, Sastia berkeinginan mengembangkan produk makanan fermentasi tradisional Indonesia, seperti terasi dan oncom. Untuk mewujudkannya ia ingin menjalin kerja sama dengan para peneliti mikrobiologi di ITB. Saat ini, Sastia sudah mulai dengan riset tempe yang hasilnya akan segera diketahui. Selain meneliti makanan fermentasi tradisional, Sastia pun ingin mengembangkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian Indonesia seperti kopi dan kakao. “Saya juga sedang memulai riset udang Indonesia. Harapan saya metabolomics bisa menjadi teknologi yang bermanfaat untuk pengembangan produk pangan Indonesia, meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk pangan kita,” kata peraih “Special Recognition Award from the Metabolomics Society for the service as Board of Directors” dari International Metabolomics Society (2015).
WEEKEND WAJIB BERSAMA ANAK
Selain mengajar, meneliti, dan membimbing riset mahasiswa, Sastia juga aktif di berbagai organisasi seperti international Metabolomics Society sebagai anggota Board of Directors. Ia juga aktif sebagai salah satu pendiri Formind Institute yaitu organisasi yang berawal dari forum peneliti muda Indonesia (Formind) yang diharapkan bisa menjadi organisasi profesional yang aktif berkontribusi di bidang sains di Indonesia.
Meski banyak sekali aktivitas yang harus dilakukan, Sastia tetap berusaha mengatur waktu secara matang antara kerja dan keluarga. “Misalnya, apabila saya harus pergi dinas ke luar kota, memberikan seminar atau diskusi dengan research collaborator, saya akan atur sedemikian rupa waktunya agar tidak bentrok dengan kegiatan keluarga seperti event penting anak saya. Setiap orang, kan, hanya punya 24 jam per hari. Nah, saya selalu berusaha sebaik mungkin untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan anak saya. Meskipun secara kuantitas tidak banyak, saya berusaha agar kualitas kebersamaannya terjaga baik.”
Di Sabtu-Minggu, lanjut Sastia, ia berusaha menghindari pekerjaan karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, “Kadang hanya jalan-jalan, mengajak anak saya main ke taman atau melakukan aktivitas menyenangkan seperti baking cookies atau buat kerajinan tangan." Ia pun mengaku tidak terlalu memaksakan diri harus membereskan rumah setiap hari. Tak masalah jika rumahnya yang berlokasi di Osaka itu berantakan. “Toh, pas weekend bisa dibereskan, bisa dilakukan bersama keluarga, kan,” kata Sastia.
BIODATA:
Dr. Sastia Prama Putri, S.Si, M. Eng.
Assistant Professor Laboratory of Bioresource Engineering
Department of Advanced Science and Biotechnology
Graduate School of Engineering, Osaka University JAPAN
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Irfan Hasuki |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR