Sebenarnya ada cara asyik mengganti popok seperti disarankan oleh Marlyn Wembhaster, seorang perawat senior di bangsal bayi dan anak Joseph Brant Memorial Hospital di Ontario, Kanada. Menurut Marlyn, pengalihan perhatian akan sangat berguna ketika Ibu harus mengganti popok si kecil,. Jadi gunakanlah cara-cara asyik mengganti popok bayi berikut agar bayi bisa tetap tenang (setidaknya sampai Ibu selesai mengerjakan kegiatan Ibu). Oh ya, sebelum melakukan semua yang disarankan, selalu siapkan dulu popok bersih, krim popok dan tisu basah dalam jangkauan Ibu. Berikut saran-sarannya;
Baca juga: 8 Kesalahan Saat Mengganti Popok Bayi
Ajak si kecil bergerak
Setelah si kecil bisa merangkak, beberapa menit yang diperlukan untuk mengganti popoknya akan terasa seperti selamanya. Jadi ajaklah si kecil untuk melakukan permainan ganti popok yang akan membuatnya tetap sibuk saat Ibu mengerjakan tugas Ibu. Cobalah untuk mengajaknya aktif seperti menaikkan lututnya ke dada lalu secara perlahan menggerakkannya ke sisi samping, atau dengan lembut menarik lengannya ke sisi samping melewati tubuhnya. Semua itu bisa Ibu lakukan sambil menceritakan padanya apa yang sedang Ibu kerjakan. Setelah popok bersih selesai dipakai, ajak si kecil untuk melakukan sejumlah gerakan senam bayi. Sepuluh detik rangsangan dengan menggerakkan kakinya untuk melakukan gerak mengayuh sepeda atau menendang-nendang pasti akan membuatnya kembali dinamis dan siap untuk merangkak lagi.
Melihat foto-foto
Di saat senggang, Ibu bisa menjadi seniman kolase dengan cara memasang aneka gambar menarik, terutama foto keluarga, pada beberapa lembar karton. Selain jiwa seni Ibu tersalurkan, ternyata kolase ini berguna saat Ibu mengganti popok si kecil. Lo, kok bisa? Ya, Ibu bisa memajang kolase gambar di dinding di samping meja ganti. Mulailah dengan memasang sejumlah foto bayi si kecil. Atau Ibu dapat menggunting dari majalah atau tabloid, gambar bayi yang percaya deh, bayi juga senang memandang foto/gambar bayi. Ciptakan permainan ganti popok dengan menunjuk hal-hal menarik di foto itu sambil memberikan beberapa pertanyaan, seperti, “Lihat pita yang merah itu, nggak?” Dorong bayi mungil Ibu untuk memberikan jawaban (meski mereka mungkin hanya bisa mendekut dan mengoceh). Atau, “Hayo, lihat, yang kumisnya sudah putih itu Eyang Kakung. Sebelahnya yang pake kacamata Om Pandu.” Bayi Ibu akan sibuk memandangi foto-foto yang ditunjuk Ibu. Tanpa terasa, popok bersih sudah terpasang di badannya. Bonus: mungkin kelak si bayi akan lebih merasa nyaman ketika dipeluk atau digendong oleh anggota keluarga besar yang pernah ia lihat saat mereka bertemu langsung.
Main petak umpet
Benda-benda yang menghilang lalu muncul kembali sepertinya sangat ajaib dan menakjubkan. Jadi ajak si kecil melakukan permainan cilukba—tunjukkan padanya tisu basah, sembunyikan di belakang tubuh Ibu, lalu munculkan dengan tiba-tiba di hadapannya (jangan lupa untuk membuat efek suara yang akan membuat bayi semakin tergelak-gelak). Segera bersihkan bokong/alat kelaminnya selagi ia tergelak-gelak. Lakukan hal yang sama dengan krim popok dan popok.
Buatlah bunyi-bunyian lucu
Saat berumur 4 bulan, bayi mungil sudah dapat tertawa terbahak-bahak, tapi dia tetap masih terlalu muda untuk mengerti dan menghargai guyonan Ibu ataupun permainan tebak-tebakan. Jadi buatlah permainan ganti popok yang simpel tapi tetap bisa menjadi permainan favorit bayi kecil, yaitu lewat bunyi-bunyian lucu. Jika meongan kucing atau bunyi “moo” sapi tidak membuat bayi terkekeh-kekeh, cobalah bunyi-bunyian lain seperti bunyi robot, pesawat, atau bahkan lagu-lagu lucu untuk dinyanyikan kepada bayi. Ibu juga bisa memancing tawa si kecil dengan menceritakannya lelucon lucu dan tertawa terlebih dulu. Bayi adalah peniru ulang. Tak berapa lama, ia akan tertawa menirukan Ibu, meski ia tidak bisa mengerti lelucon yang Ibu ceritakan. Nah, di saat tertawa-tawa itulah, kesempatan emas untuk mengganti popoknya.
Ceritakanlah anekdot atau hal-hal yang lucu
Ayo, lakukan stimulasi bicara selagi Ibu dan si kecil masuk dalam “permainan mengganti popok”. Caranya, ceritakan apa pun yang terlintas di benak Ibu. Atau mungkin Ibu dapat menciptakan sendiri dongeng Ibu. Untuk bayi-bayi yang masih muda, alunan suara Ibu bisa membuatnya merasa tetap tenang (dan mungkin bisa membuatnya berhenti menggeliat). Sementara untuk bayi yang lebih besar, Ibu disarankan memasukkan benda-benda yang ada di sekitarnya (selimut, bantal, sepatu bayi, boneka, dan lainnya) ke dalam cerita. Ibu bisa bercerita sambil menunjuk benda-benda tersebut. Jangan lupa ada bagian tertawanya, ya, Bu, sehingga bayi merasa terhibur sekaligus teralihkan perhatiannya. Jangan lupa juga untuk memunculkan nama si kecil dalam cerita. Sama seperti orang dewasa, bayi akan lebih mencurahkan perhatian ketika mereka mendengar namanya disebutkan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR