Perkembangan mental dan fisik yang tidak merata dan berbeda dapat menyebabkan anak menjadi frustrasi, yang dapat memicu amarah pada anak-anak yang memiliki bakat. "Anak-anak berbakat cenderung berpikir lebih cepat dari tubuh kecilnya," kata Kathryn. "Meskipun mereka dapat memecahkan masalah dalam pikirannya, mereka tidak dapat menerapkan solusi secara fisik, sebagai contoh ketika anak mengerjakan tugas matematika.
Meskipun anak dapat menghitung jawaban di kepalanya dengan begitu cepat, keterampilan motorik halusnya kurang berkembang. Anak bisa frustrasi ketika ia tidak bisa menulis jawaban secepat ketika ia dapat memecahkan masalah.
4. Tak Banyak Teman
Anak-anak berbakat berhubungan lebih baik dengan orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih tua darinya. "Ini bisa mengakibatkan mereka terisolasi dan berpotensi diganggu di kelas mereka," tutur Kathryn.
"Anak-anak berbakat sering merasa frustrasi ketika anak-anak seusianya tidak mampu berimajinasi. Ia juga berpikir kritis lebih baik dari yang lain. Karena anak-anak berbakat sering dilihat sebagai ’orang dewasa versi mini,' guru dan orang tua dapat bereaksi berlebihan dalam perilaku sesuai dengan usianya, seperti kontrol impuls yang rendah pada anak-anak berbakat."
(Baca juga : Yuk, Asah Bakat Anak)
5. Depresi Atau Sering Cemas
Beberapa anak berbakat mungkin menunjukkan tanda-tanda depresi atau kecemasan karena kepekaan emosi mereka yang tinggi serta perasaan dan reaksi yang intens dan dalam, yang mungkin dirasa sulit untuk dikatakan atau bahkan dipahami.
"Seorang anak berbakat mungkin secara emosional bergulat dengan kecemasan karena kapasitas intelektual mereka melampaui kapasitas perkembangan psikologisnya untuk mengelola konten yang dapat mereka pahami," kata Gail.
"Anak-anak berbakat cenderung menerima kritik secara lebih personal daripada teman-teman sebaya mereka," kata Kathryn.
"Selain itu, mereka cenderung menginternalisasi kegagalan lebih dalam daripada teman-temannya dan ini dapat menyebabkan anak-anak berbakat takut gagal. Rasa takut gagal ini cukup kuat untuk mencegah mereka mencoba tugas-tugas baru yang belum pernah mereka lakukan, seperti berlatih dalam tim olah raga atau melakukan pekerjaan rumah baru,” tambah Kathryn.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR