Nakita.id - Mungkin Ibu sering kali melihat anak yang tiba-tiba menangis di mal atau saat dalam perjalanan ketika melihat badut atau kostum karakter. Ketakutan berlebih akan ditunjukkan anak melalui tangisan, rengekan, atau anak akan menarik-narik tangan Ibu untuk segera menjauh dan pergi. Lalu, apa yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasinya? Berikut kiat-kiatnya, Bu!
1. Perlakukan anak dengan rasa hormat
Rasa takutnya mungkin terasa sepele bagi kita, tapi sangat nyata baginya. Ia tidak bersikap seperti ini hanya untuk bersenang-senang, jadi jangan menggodanya karena ia bersikap konyol. Itu hanya akan membuatnya merasa lebih buruk. Sedangkan, kita sendiri tahu bagaimana rasanya ketakutan setengah mati terhadap suatu hal.
(Baca juga : 5 Cara Menumbuhkan Keberanian Anak Bermain)
2. Yakinkan anak saat sedang merasa takut
Anak benar-benar percaya bahwa karakter berkostum itu berbahaya. Saat ini, ia membutuhkan Ibu untuk meyakinkannya bahwa ia akan aman dan tidak perlu khawatir. Terus ulangi dengan menggunakan nada bicara yang lembut. Dengan begini, ia akan mendapatkan kekuatan emosional dari kepercayaan diri terhadapnya. Memberikan tangan simpatik dan suportif di bahunya juga akan membantu.
3. Jangan biarkan anak pergi
Anak tidak akan belajar mengalahkan rasa takutnya jika ia terus menghindari apa yang ia takuti. Sebaliknya, strategi itu akan memperburuk keadaan karena ia tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilannya dalam mengatasi masalah. Anak harus menghadapi ketakutannya, dengan dukungan dari orangtua sebelum ia bisa mengatasinya sendirian.
(Baca juga : Anak Terlalu Penakut? Mungkin Ini Penyebabnya)
4. Tunjukkan padanya tentang kesamaannya
Tunjukkan pada anak bahwa karakter berkostum seperti Barney yang dilihatnya di mall adalah karakter yang sama dengan yang ia sukai di buku favoritnya, yang mungkin tidak disadarinya. Misalnya, jika Ibu menemani anak ke sebuah acara anak-anak, bantu anak memberikan pemahaman atau tunjukkan kesamaan-kesamaan karakter kartun atau animasi favoritnya agar ia merasa lebih tenang dan mengurangi rasa takutnya secara langsung.
5. Bertahan dengan dukungan dari orangtua
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR