Cenderung alami gangguan perilaku saat remaja
Studi berjudul "Tracking Opportunities and Problems in Childhood and Adolescence" dalam Journal of Developmental and Adolescence Juni 2013 menemukan, Moms dengan gejala kecemasan dan depresi punya risiko tinggi memiliki anak dengan gangguan emosi dan perilaku di masa anak-anak.
Bahkan, anak-anak juga berisiko lebih tinggi untuk alami gejala depresi di masa remaja.
Dan kemungkinan gangguan perilaku ini cenderung sama, baik antara anak laki-laki dan perempuan.
Durasi menyusui lebih pendek
Studi jurnal Pediatrics pada April 2013 memaparkan, tingginya kecenderungan gangguan kecemasan dan depresi yang dialami ibu baru berkaitan dengan adanya gangguan saat menyusui.
Hal ini juga ditambahkan dengan durasi menyusui yang lebih pendek selama 6 bulan pertama usai melahirkan.
Para ahli menduga, gangguan menyusui ini dapat dipengaruhi oleh menurunnya hormon oksitosin ketika Moms sedang alami stres fisik dan mental.
BACA JUGA: Selalu Dihindari, Ternyata Ibu Hamil Boleh Saja Makan MSG Asal Tahu Fakta Ini!
Dan tentu saja, terjadinya gangguan menyusui dapat memengaruhi tumbuh kembang Si Kecil, mengingat ASI adalah sumber makanan utama bagi mereka.
Gangguan interaksi saat memberi makan Si Kecil
Depresi yang dialami Moms dapat diperlihatkan dengan cara berbeda-beda.
Sebagian mengekspresikannya dengan perilaku mengganggu atau kemarahan, dan sebagian lain bisa dengan kesedihan dan penarikan diri.
Jurnal Frontiers in Psychology, Agustus 2015, menuliskan bahwa Moms yang berperilaku mengganggu biasanya memperlakukan anaknya dengan kasar, berbicara dengan nada marah, dan suka ikut campur dalam aktivitas anaknya.
Sebaliknya, Moms yang cenderung menarik diri punya pola interaksi yang rendah, kondisi emosionalnya cenderung datar, tidak responsif, dan tidak mendukung aktivitas anak-anaknya.
Oleh karena itu, penting bagi Moms melakukan relaksasi dan menjalani terapi untuk mengatasi depresi yang diderita.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR