Nakita.id – Saat tengah nyenyak tidur, pernahkah Moms tiba-tiba membuka mata dan merasa tidak nyaman?
Tubuh merasakan ada yang tidak beres di ruangan kamar, lalu Moms mencoba bergerak tapi tidak bisa.
Ingin berteriak, tapi diri tak bisa bersuara.
Perasaan takut dan mencekam mendominasi pikiran kita.
BACA JUGA : Jangan Sepelekan! Warna Kulit Berubah Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius
Jika Moms mengalami hal-hal seperti di atas, berarti Moms mengalami ketindihan atau sleep paralysis.
Clete Kushida, MD, PhD, direktur medis dari Stanford Sleep Medicine Center Redwood City, California mengungkapkan bahwa ketindihan atau kelumpuhan tidur dialami oleh 40 persen manusia di dunia.
Fenomena ini terjadi saat seseorang ada di masa peralihan antara fase gerakan mata cepat dan fase sadar.
Biasanya, orang-orang yang mengalami kelumpuhan tidur berhalusinasi tentang kehadiran penyusup, tekanan pada dada, dan pengalaman keluar dari tubuh.
BACA JUGA : Foto Tommy Kurniawan dan Dimas Seto Curi Perhatian, Kenapa?
Selama ini, kelumpuhan tidur dianggap sebagai fenomena biasa.
Namun, apabila hal ini terjadi sangat sering dan mengganggu tidur, bisa menimbulkan beberapa masalah.
Masalah yang ditimbulkan adalah tubuh menjadi kurang sehat karena jam tidur kita menjadi berkurang.
BACA JUGA : Jangan Berlebihan, Ini Jumlah Vitamin C yang Tepat Untuk Kehamilan
Selain itu, kelumpuhan tidur yang sering disebut sebagai indikasi penyakit neurodegeneratif.
Neurodegeneratif adalah keadaan dimana sel saraf mengalami perubahan struktur dan fungsi yang seharusnya.
Menurut Dr John Peever dari University of Toronto, sebanyak 80% orang yang sering mengalami kelumpuhan tidur menderita penyakit neurodegeneratif.
John juga menambahkan bahwa sebaiknya orang yang sering mengalami kelumpuhan tidur segera memeriksakan diri ke dokter.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kelumpuhan tidur menjadi semakin parah.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | scmp.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR