Perempuan seringkali membuat imajinasi sebelum menikah yang ternyata berbeda dengan kenyataan.
Perceraian menjadi gerbang yang membawa perempuan ke dalam masa 3 tahun depresi.
2. Rasa Bersalah
Emosi paling dasar dari perempuan yang lakukan gugatan cerai adalah merasa bersalah.
Ini disebabkan oleh perasaan bersalah tidak dapat mempertahankan ikatan pernikahan.
Trauma emosional dan dampak psikologis anak-anak juga sebabkan perempuan merasa bersalah.
3. Kecemasan
Membayangkan kehidupan pasca perceraian memiliki ketakutan tersendiri bagi para perempuan.
Kendati menggugat cerai suami, istri tetap saja akan merasa kehilangan rasa aman.
Rasa aman ini menyangkut psikologis, fisik maupun secara finansial.
Baca Juga : Unggah Foto Romantis di Media Sosial Ancam Perceraian, Ini Bahaya yang Kerap Diabaikan
4. Efek Positif
Mengejutkan, ternyata ada efek positif dari istri yang gugat cerai suami.
Terutama karena perasaan lega setelah kehilangan tekanan dalam kehidupan pernikahan.
Para wanita yang bercerai dapat menemukan peluang karir baru, jejaring sosial dan meningkatkan harga dirinya.
Tidak sedikit yang setuju bahwa perceraian adalah akhir yang menyedihkan dari sebuah pernikahan.
Namun demikian, mempertahankan kehidupan rumah tangga tanpa kebahagiaan tidak lebih indah dari perceraian.
Dari tiga dampak, yakni depresi, rasa bersalah, dan kecemasanlah kemudian akan timbul rasa terancam dari dalam dirinya.
Melansir dari Psychology Today, dampak itulah yang biasanya membuat seorang istri menangis, meskipun ia sendiri yang memutuskan untuk bercerai.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,Livestrong,psychology today,Huffpost |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR