Nakita.id - Musibah datang di Penghujung tahun 2018, yaitu munculnya gelombang tinggi berupa tsunami di daerah Anyer, Pandeglang, Lampung, dan sekitarnya.
Seperti dikutip Kompas.com, gelombang pasang dari laut tersebut naik ke daratan terjadi pada pukul 21.15 WIB.
Baca Juga : Tsunami Lampung Tak Kalah Dahsyat, Ada Perahu Nangkring di Tengah Sawah
Awalnya, baik pihak BMKG maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat menyatakan bahwa kejadian tersebut bukanlah tsunami.
Namun, setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut baru ditemukan data bahwa gelombang pasang tersebut termasuk dalam golongan tsunami.
Meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan, sebenarnya tidak ada aktivitas seismik atau gempa di sekitar lokasi gelombang tinggi.
Baca Juga : Anyer dan Lampung Diterjang Tsunami, Permukiman Rusak dan Ada Korban Jiwa
Apa pun penyebabnya, musibah ini menimbulkan trauma dan duka tersendiri, utamanya bagi para korban.
Musibah tsunami ini memakan cukup banyak korban jiwa.
Berdasarkan laporan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Puwo Nugroho, jumlah korban hingga pukul 13.00 WIB, Minggu (23/12) tercatat 168 orang meninggal dunia, 745 luka dan 30 orang hilang.
Nah, salah satu kesaksian yang mengharukan datang dari salah seorang nelayan yang selamat dari korban tsunami.
Seperti diunggah oleh akun Ngumbar, seorang pria melaporkan dirinya menemukan nelayan yang selamat, lalu bermaksud menyelamatkan dan menanyakan kejadian tsunami tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR