2. Benci kekalahan
Clement mengatakan, riset telah membuktikan rasa sakit yang kita dapat dari kerugian lebih dari dua kali lipat daripada kesenangan yang kita raih saat mendapatkan keuntungan.
Blok mental ini secara tidak sadar dapat mengarahkan kita untuk membuat keputusan investasi yang buruk, atau menghindar dari mengambil risiko yang berharga.
Baca Juga : Sedang Tren Meski Kontroversial, Darah Donor Untuk Suntik Awet Muda
Clements memberikan contoh ketika kita membayar uang Rp1,5 juta saat kalah bertaruh dan mendapatkan jumlah yang sama saat memenangkannya.
Namun, dibutuhkan uang lebih dari itu bagi banyak orang untuk menyetujui tawaran itu.
Orang-orang benci kehilangan begitu banyak, mereka berusaha keras untuk menghindarinya, yang teradang justru merugikan mereka.
3. Terlalu percaya diri
Banyak orang berkata, kepercayaan diri adalah kunci. Tapi, kepercayaan diri perlu batasan.
Clements mengatakan, kita semua tidak bisa lebih baik daripada manusia rata-rata.
Terlalu percaya diri saat berinvestasi, kata Clements, membuat orang mengambil risiko yang kemudian mereka sesali.
"Ini mendorong kami untuk berdagang terlalu banyak," tulis dia. Menurut dia, memercayai bahwa kita dapat mengalahkan pasar akan mendatangkan risiko besar dalam investasi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR