Ini akan melekat terus secara permanen, padahal yang dimaksud sebenarnya hanya gejala ngompolnya.
“Gejala itu kan tidak permanen. Gejala bisa berubah, begitu juga dengan Si Kecil,” tutur Roslina.
Ketika Si Kecil disebut “pemarah”, skema tadi akan menggiringnya menjadi pemarah dan memberi afirmasi atau penegasan pada dirinya untuk menjadi seperti apa yang dilabelkan padanya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Saat Emosi Lakukan Hal Mudah Ini untuk Mengontrolnya Supaya tak Mencap Anak
Jadi, Roslina berpesan agar Moms dan Dads lebih berhati-hati jika ingin menyebut perilaku tertentu pada anak.
“Sebut perilakunya, tapi jangan labeli anaknya,” tutup Roslina.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR