Nakita.id – Tahukah Moms, saat usia sudah mencapai 50 tahun, penyakit mulai berdatangan.
Di usia tersebut kita kekurangan tidur dapat berisiko terkena Alzheimer.
Kualitas tidur yang buruk dapat menandakan risiko penyakit Alzheimer pada orang dewasa yang lebih tua, sebuah penelitian menunjukkan.
Orang-orang dengan Alzheimer cenderung saat terbangun merasa lelah.
Akibatnya, malam-malam mereka menjadi lebih tidak menyegarkan karena kehilangan ingatan dan gejala-gejala lain memburuk.
Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!
Namun, alasannya belum sepenuhnya dipahami.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Washington di St. Louis menemukan bahwa orang dewasa yang kurang tidur nyenyak perlu untuk memperkuat ingatan dan bangun dengan perasaan segar.
Memiliki kadar protein Tau yang lebih tinggi dan protein otak yang beracun.
Tau juga dikaitkan dengan kerusakan otak dan penurunan kognitif.
Baca Juga : Kurus Tanpa Ribet, Yuk Bikin 4 Minuman Detoks untuk Turunkan Berat Badan
"Mengukur bagaimana orang tidur mungkin merupakan cara non-invasif untuk menyaring penyakit Alzheimer.
Sebelum atau hanya ketika orang mulai mengembangkan masalah dengan memori dan berpikir," kata penulis utama Brendan Lucey, Asisten Profesor dari universitas.
Selain itu, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine, menunjukkan bahwa itu bukan jumlah total tidur yang dikaitkan dengan tau.
Tetapi tidur gelombang lambat, yang mencerminkan kualitas tidur.
Orang-orang dengan peningkatan patologi tau sebenarnya tidur lebih banyak di malam hari dan lebih banyak tidur di siang hari, tetapi mereka tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik.
"Yang menarik adalah bahwa kami melihat hubungan terbalik antara penurunan tidur gelombang lambat dan lebih banyak protein tau pada orang yang normal secara kognitif.
Atau sangat sedikit terganggu, yang berarti bahwa aktivitas gelombang lambat yang berkurang mungkin menjadi penanda untuk transisi antara normal dan terganggu," tambah Lucey.
Untuk penelitian ini, tim mempelajari 119 orang berusia 60 atau lebih di antaranya hampir 80 persen normal secara kognitif dan sisanya mengalami gangguan ringan.
Hingga dua dekade sebelum gejala Alzheimer kehilangan ingatan dan kebingungan muncul, protein beta amiloid mulai terkumpul menjadi plak di otak.
Baca Juga : 5 Tanda Tak Biasa Si Kecil Cerdas dan Berbakat Sejak Bayi, Catat Moms!
Kondisi kusutnya Tau muncul kemudian, diikuti oleh penurunan area otak utama.
Baru kemudian orang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan kognitif yang tidak salah lagi.
Tantangannya adalah menemukan orang di jalur untuk mengembangkan Alzheimer sebelum perubahan otak seperti itu merusak kemampuan mereka untuk berpikir jernih.
Untuk itu, tidur mungkin merupakan penanda yang berguna, kata para peneliti.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | thehealthsite.com |
Penulis | : | Rizqa Widiasti |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR