Tetapi, terhadap remaja masih sangat jarang.
Para ilmuwan dari Harvard University dan Swedia melakukan penelitian tersebut terhadap sekelompok pemuda Swedia yang akan mengikuti wajib militer dengan rentang usia 16-20 tahun.
Mereka mencoba mengungkap apakah indeks massa tubuh (BMI, keseimbangan antara berat dan tinggi badan) mereka di masa muda akan berdampak pada potensi terkena kanker usus 35 tahun kemudian.
Terdapat 240.000 orang yang mengikuti pemeriksaan terkait tinggi dan berat badan tersebut.
Mereka juga mengikuti tes yang disebut ESR (tingkat sedimentasi eritrosit) yang bertujuan menilai tingkat peradangan dalam tubuh dan dapat menunjukkan kecenderungan seseorang terhadap penyakit tertentu.
Pada saat wajib militer, tercatat hampir 12% dari mereka terbilang kurus, 81% dengan berat badan normal, 5% yang cukup kelebihan berat badan, 1% yang sangat kelebihan berat badan dan 1% dalam kategori obesitas.
Setelah 35 tahun, 885 dari mereka terkena kanker usus, 384 di antaranya mengidap kanker dubur.
Baca Juga : Gadis Kecil Ini Lahir dengan Ukuran Kaki Berbeda dan 'Terpelintir', Begini Kondisinya Sekarang
Mereka yang sangat kelebihan berat badan dengan BMI berkisar antara 27,5 dan 30 (BMI normal 18,5-25) memiliki resiko dua kali lipat terkena kanker usus.
Sedangkan mereka yang mengalami obesitas di masa muda dengan BMI lebih dari 30, memiliki resiko 2,38 kali terkena kanker usus dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal pada saat awal perekrutan wajib militer tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Instagram,CDC,Intisari |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR