Cara penyampaian kita
- Coba perhatikan cara penyampaian kita, apakah terlalu bertele-tele?
Atau monolog alias hanya kita yang menyampaikan pesan dan tidak ada timbal balik dari pasangan.
- Kita bisa saja melakukan ini secara tidak sengaja yaitu memonopoli percakapan.
Oleh karena itu berikan kesempatan pasangan berbicara.
- Kalau Moms atau Dads pernah menyampaikan kata-kata yang menyakitkan, melecehkan, mengintimidasi, atau meremehkan kepercayaan dan perasaan pasangan, pasangan kita akan menjadi lebih protektif dan defensif dengan tidak mendengarkan Moms.
- Saat Moms atau Dads memanipulasi pembicaraan misalnya berkata mau pinjam ponsel untuk mendengarkan musik malah membuka WhatsApp, hati-hati pasangan akan langsung tahu.
Sebaiknya Moms atau Dads tidak memanipulasi pembicaraan namun to the point apa yang mau disampaikan kepada pasangan.
- Jika gaya bicara Moms atau Dads adalah gaya berkhotbah, mengajari, atau bertanya, maka tak heran pasangan memilih untuk tidak mendengarkan.
- Moms atau Dads secara tidak sadar menggunakan terlalu banyak generalisasi dalam berbicara.
Misalnya, kamu 'selalu' marah kalau aku tanya kode ponsel, atau kamu 'tidak pernah' mau memberitahu kode ponsel.
Sebaiknya Moms atau Dads menghindari kata generalisasi tersebut.
- Waktu yang tidak tepat ketika berbicara juga mempengaruhi misalnya saat pasangan sudah lelah atau mengantuk, sedang menonton televisi, dan lainnya.
Beri tahu pasangan bahwa Moms atau Dads ingin berbicara dan tanyakan apakah saat ini yang tepat.
Jika pasangan mengatakan tidak cari waktu lain.
- Pasangan lelah mendengar percakapan yang penuh dengan keluhan, rengekan, atau negatif jadi lebih positif lah.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Nakita.id,Very Well Mind |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR