Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Molecule pada 2009, mengatakan seorang peneliti dari Serbia memberikan tikus obat kemoterapi dan jus daun seledri untuk melihat apakah ia memiliki efek perlindungan terhadap efek samping selama perawatan.
Jus daun seledri justri menurunkan intensitas salah satunya membuat stres oksidatif.
Kemudian, sebuah penelitian dari Journal of Ethnopharmacology di 2014 menemukan bahwa suplemen apigenin, flavonoid yang ditemukan dalam seledri, mungkin telah membantu memperlambat perkembangan gastritis dan kanker lambung.
Baca Juga : Menyembuhkan Flu dan Batuk Secara Alami Menggunakan Jeruk Bali
Sebuah penelitian pada manusia yang dipublikasikan oleh Natural Medicine Journal pada 2013, di mana 30 pasien dengan hipertensi ringan hingga sedang mengonsumsi suplemen ekstrak seledri harian (bukan jus) selama enam minggu.
Setelah itu, para peneliti melihat penurunan yang signifikan secara statistik pada tekanan darah peserta.
Namun, tidak ada pihak medis dari dunia medis yang mengontrol penelitian ini dan orang yang menulis penelitian ini adalah perusahaan pembuat ekstrak seledri (jadi bukan pihak yang netral).
Apakah kurangnya penelitian definitif ini membuktikan bahwa jus seledri tidak mungkin dapat membantu dengan penyakit kesehatan yang kita sebutkan sebelumnya?
Tentu saja tidak, hanya saja penelitian ilmiah membutuhkan banyak waktu tetapi tanpa penelitian konklusif, itu juga berarti bahwa meminum jus seledri dalam jumlah tertentu tidak berarti apa-apa bagi tubuh Moms.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | self.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR