Cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus yang dapat menyebabkan bronkiolitis adalah mencuci tangan dengan baik dan sering.
Moms juga bisa membantu dengan menjauhkan bayi dari orang lain yang menderita pilek atau batuk.
Bayi yang terpapar asap rokok lebih mungkin mengembangkan bronkiolitis parah dibandingkan dengan mereka yang berasal dari rumah bebas asap rokok.
Jadi, penting untuk melindungi anak-anak dari perokok pasif.
Belum ada vaksin bronkiolitis, tetapi obat dapat diberikan untuk mengurangi keparahan penyakit.
Dianjurkan hanya untuk bayi yang berisiko tinggi terkena penyakit parah, seperti bayi yang lahir sangat dini atau bayi dengan penyakit paru-paru atau jantung kronis.
Obat, yang mengandung antibodi terhadap RSV, diberikan sebagai suntikan bulanan selama musim puncak RSV.
Kasus bronkiolitis biasanya berlangsung sekitar 12 hari, tetapi anak-anak dengan kasus yang parah dapat batuk dan mengi selama berminggu-minggu.
Penyakit ini umumnya mencapai puncaknya pada hari kedua atau ketiga setelah batuk mulai, menyebabkan kesulitan bernafas sebelum perlahan membaik.
Bayi yang mengalami kesulitan bernapas, mengalami dehidrasi, atau terlihat lelah harus diperiksa oleh dokter.
Mereka yang sakit sedang atau sangat parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit, diawasi dengan ketat, dan diberikan cairan dan oksigen yang dilembabkan.
Baca Juga : Ungkap Sifat Reino Barack dari Ekspresi Wajah, Suami Rey Utami Sebut Soal 'Lelaki Penakut'
Perawatan terbaik bagi kebanyakan anak adalah waktu untuk pulih dan banyak cairan.
Memastikan seorang anak minum cukup cairan bisa rumit, karena bayi dengan bronkiolitis mungkin tidak ingin minum.
Mereka harus sering diberikan cairan dalam jumlah kecil.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kids Health |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR