Nakita.id - Syahrini dan mantan kekasih Luna Maya, Reino Barack kemarin pertama kali tampil berdua setelah pernikahannya yang ramai dibicarakan.
Syahrini dan Reino Barack terlihat tampak bahagia saat menghadiri jumpa pers tentang pernikahannya.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan Luna Maya yang ditinggal sang mantan kekasihnya yang sudah ia jalani selama 5 tahun ini.
Hal ini diketahui dari laporan petugas keamanan rumah Luna Maya.
Baca Juga : Patahkan Hati Luna Maya, Reino Barack Ngaku Ingin Hidup Semati dengan Syahrini Sejak Awal
Seperti dikutip dari Grid.id, menurut petugas keamanan rumah Luna Maya, aktris berusia 35 tahun itu menunjukkan perubahan perilaku yang dianggap galau.
"Tapi pas udah enggak (menjalin hubungan dengan Reino Barack), jalan sendiri aja gitu, kaya galau.
Bawa mobil sendiri, enggak sama sopirnya," sambungnya.
Biasanya Luna Maya selalu didampingi oleh sopir saat menjalani kegiatan sehari-hari.
Namun kini Luna Maya lebih sering mengemudikan mobil sendiri.
Sebenarnya apa hal itu wajar dirasakan oleh kita saat putus cinta?
Ya Moms, untuk kita yang sudah pernah merasakan putus cinta, pasti tahu persis rasanya seperti apa.
Baca Juga : Rutinitas Hubungan Intim dan Waktu Hubungan Intim yang Tepat Supaya Bisa Hamil
Sedih, kecewa, bahkan rasanya tak bergairah melakukan apa pun selain berdiam diri di kamar.
Namun, sebenarnya kenapa putus dengan kekasih bisa membuat seseorang sebegitu stresnya?
Nah, dilansir dari psychologytoday.com simak pertimbangan dan penjelasan psikologisnya di bawah ini.
1. Sudah merasa ketergantungan
Saking lamanya menjalin kasih, banyak orang merasa ketergantungan pada pasangan.
Ketergantungan di sini berarti seseorang sudah terbiasa melakukan segala hal dengan bantuan atau kehadiran pasangan.
Hal ini dijelaskan oleh Gregory L. Jantz Ph.D., seorang penulis buku dan juga ahli kesehatan mental di Washington, Amerika Serikat.
Baca Juga : Cepat Redakan Batuk Tanpa Obat, Moms Cukup Konsumsi 5 Bahan Alami Ini!
Menurutnya salah satu ciri orang yang ketergantungan yaitu tidak bisa membuat keputusan sekecil apa pun tanpa minta pendapat orang lain, termasuk sang mantan kekasih.
Akibatnya, ketika putus dari pasangan banyak orang seperti kehilangan pegangan.
Hal inilah yang kemudian membuat sebagian besar orang merasa stres dan putus asa.
Kita menganggap bahwa pasangan adalah bagian dari keseharian yang rasanya aneh dan hampa jika tidak ada.
2. Menyalahkan diri sendiri
Saat putus dengan kekasih, banyak orang merasa harga dirinya runtuh.
Misalnya karena merasa tak cukup pantas sehingga pasangannya memilih untuk berpisah.
Jadi bukannya berusaha move on, seseorang malah terus terkungkung dalam pikiran negatif tersebut.
Kita selalu melihat bahwa ini semua terjadi karena diri sendiri tak layak jadi kekasih orang.
Baca Juga : Resep dan Bahan MPASI 11 Bulan Sehat: Pasta Bayam Tingkatkan Kekebalan Tubuh Si Kecil
Padahal, tidak mungkin kesalahan hanya ada pada kita.
Pasti ada juga kesalahan dari pasangan yang membuat hubungan harus berakhir.
Hanya saja karena kekecewaan, kesedihan, dan penyesalan ini begitu dalam, kita akhirnya terjebak dalam pikiran negatif ini.
3. Malas memulai hubungan dari nol
Pacaran adalah proses saling mengenal, namun proses ini tentu tak selalu mulus.
Ada banyak lika-liku yang pasti sudah dilewati bersama pasangan.
Ketika putus, banyak orang merasa ia telah melakukan semua usaha terbaiknya plus segudang pengorbanan.
Tak hanya waktu yang dikorbankan, tetapi juga materi dan perasaan.
Baca Juga : Tubuhnya Lebih Langsing, Ini Menu Diet Nagita Slavina yang Berhasil Pangkas Bobotnya
Oleh karena itu, banyak orang merasa malas untuk membangun semuanya kembali dari nol.
Akibatnya, kita terus terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut.
Jika hal ini terjadi pada kita, coba lawan dan jangan mau dikalahkan oleh rasa sedih yang terus membelenggu.
Kita harus mulai bangkit dan menata kembali kehidupan baru yang lebih membahagiakan.
Langkahnya juga cukup mudah, misalnya dengan curhat ke orang terdekat, olahraga untuk melepas stres, atau menuliskan semua perasaan dan emosi ke dalam buku harian.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | psychologytoday.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR