Nakita.id -Gangguan kesehatan mental bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali stay at home Moms.
Tanggung jawab sebagai Moms yang harus mengurus Si Kecil dan keperluan rumah tangga lainnya tanpa disadari bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Psikolog keluarga, Rahma Paramita M.Psi dalam acara Bridging Health & Social Care di Jakarta pada Kamis (14/3/2019) menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental bagi para Moms.
Terutama bagi Moms yang anak-anaknya mengidap penyakit langka tertentu.
Baca Juga : Bukan Nakal, Perilaku Buruk Anak Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan Mental!
Menurut Rahma, ada enam gejala awal yang bila mulai sering Moms rasakan dalam 30 hari terakhir menandakan kesehatan mental Moms terganggu.
Gejala-gejala tersebut antara lain cemas, tidak berdaya, gelisah, depresi, merasa semua hal butuh usaha yang sangat berat, serta perasaan tidak dihargai.
Untuk menjaga kesehatan mental para Moms tidak terganggu, Rahma memberikan beberapa tips yang bisa Moms lakukan.
Baca Juga : Yuk Kenali 3 Jenis Bedah Bariatrik yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Obesitas
1. Pelajari kondisi Si Kecil dan keluarga
Si Kecil yang sedang tantrum adalah salah satu penyebab Moms mudah merasa stres dan tidak berdaya.
Banyak Moms mengaku bingung mengenai hal apa yang harus dilakukan saat Si Kecil sedang rewel.
Padahal sebagai Moms, kita merasa harus bisa memahami Si Kecil dalam keadaan apapun.
Baca Juga : Beri Syahrini Mahar Satu Set Berlian Senilai 40 Miliar, Reino Barack:
"Untuk itu, Moms perlu mempelajari apa sih yang sedang dihadapi oleh anak-anak kita, atau keluarga kita. Dengan kita mengetahui hal tersebut kita menjadi tahu apa yang bisa kita lakukan dan apa yang tidak bisa kita lakukan," tutur Rahma.
2. Mencari dukungan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara bergabung dalam komunitas, berkumpul dengan orang-orang yang bisa memberikan dukungan positif pada Moms atau menjadi support system bagi Moms.
Sebab Rahma mengatakan, "Orang-orang yang memiliki support system, kesehatan mentalnya terbukti lebih baik daripada orang-orang yang tidak memiliki support system."
Baca Juga : Resep dan Bahan MPASI 11 Bulan Enak: Agar-agar Jagung Kudapan Sedap dan Mudah
3. Menjadi advokat
Hal ini penting bagi Moms yang anak-anaknya mengidap penyakit langka.
Menjadi advokat berarti Moms harus jelaskan pada Si Kecil apa yang terjadi pada dirinya dan mengapa ia berbeda.
Moms juga perlu menjelaskan kepada orang-orang di sekitar agar mereka mengerti penyakit langka yang diderita Si Kecil.
Dengan begitu, rasa cemas dan khawatir karena penyakit langka yang diderita Si Kecil perlahan-lahan akan berkurang.
Baca Juga : Hampir Aborsi Karena Mengira Hamil Bayi Setan, Ibu Ini Terkejut Lihat Wajah Anaknya Setelah Lahir!
4. Memberdayakan anak atau keluarga
Terkadang Moms merasa bisa melakukan semuanya sendiri dan tidak ada orang lain yang bisa melakukan hal sebaik Moms.
Kenyataannya, melakukan semua hal sendiri dan tidak mempercayai kemampuan orang lain untuk membantu Moms akan meningkatkan rasa depresi dan gelisah.
Rahma menyarankan Moms untuk memberdayakan Si Kecil dan juga Dads pada hal-hal yang bisa mereka lakukan.
Pada anak-anak pasien penyakit langka misalnya, Moms bisa biarkan Si Kecil memberitahu bila ada orang yang bertanya mengenai kondisinya.
Selain untuk mengajarkan Si Kecil agar mandiri dan percaya diri, hal ini juga dapat membantu agar Moms melepaskan rasa cemas dan khawatir berlebihan.
Baca Juga : Setiap Hari Makan Ayam Goreng, Pria Ini Alami Disfungsi Ereksi Saat Bercinta
5. Menjaga diri sendiri
Moms sering kali sibuk mengurus Si Kecil dan keluarga hingga mengesampingkan kebutuhan diri sendiri.
Tetap perhatikan kebutuhan diri sendiri seperti asupan makanan atau kebutuhan hiburan agar tidak mudah mengalami gejala awal gangguan kesehatan mental.
Berikan waktu untuk me time dan selalu ingat kalau Moms juga membutuhkan istirahat yang cukup agar kesehatan Moms terjaga.
Baca Juga : Jalani Diet, Rossa Justru Jatuh Sakit dan Dirawat di Singapura
6. Menjaga keseimbangan dalam keluarga
Terkadang Moms melupakan kenyataan kalau Moms memiliki dua anak atau lebih dan juga Dads sebagai suami.
Perhatian Moms bisa saja terpusat pada salah satu anak dan membuat anak lain merasa diabaikan.
Waktu yang Moms habiskan bersama Dads pun semakin lama berkurang karena kesibukan Moms mengurus rumah dan Si Kecil.
Bila hal ini terjadi, konflik dan kesalahan komunikasi dapat terpengaruhi sehingga Moms merasakan gejala-gejala yang menuju pada gangguan kesehatan mental.
"Memberikan porsi waktu yang seimbang pada kakak dan adik, serta menghabiskan waktu berdua dengan pasangan apat menjadi cara untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga," tutup Rahma.
Baca Juga : Bisa Kembali Sehat, Yuk Atasi Obesitas Morbid dengan Bedah Bariatrik
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR