Nakita.id - Sebuah anggapan salah yang sering Moms lakukan adalah memotivasi Si Kecil menggunakan label atau julukan tertentu.
Misal Si Kecil tidak termotivasi untuk berolahraga, Moms lalu mengatakan "Kamu gemuk, olahraga gih."
Ternyata bukannya termotivasi, labelling ini malah berdampak buruk lho Moms untuk si Kecil.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Sayangnya banyak orangtua berpikir dengan melabeli anaknya nakal, cengeng, gendut, atau bodoh, dan sebagainya membuat Si Kecil termotivasi untuk membuktikan hal sebaliknya.
Nyatanya, hampir semua anak menangkap label ini dan meyakininya sebagai sifat atau pribadi aslinya, bukan meninggalkannya.
Kenapa bisa begitu ya Moms?
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Terlalu Sering Membandingkan Si Kecil dengan anak Lain Bisa Berdampak Negatif Lo Moms
Melansir dari majalah Chicago Parent, seorang anak akan berusaha untuk mencocokkan label yang diberikan padanya, apa pun label itu.
Si Kecil yang diberi label sering bertanya-tanya apakah dia akan dicintai jika dia tidak begitu tampan atau lucu atau berperilaku baik.
Memberi label pada seorang anak sering kali membatasi kemampuan anak itu untuk mengeksplorasi aspek-aspek lain dari dirinya karena dia khawatir dia akan kehilangan kekaguman atau cinta orang lain jika dia tidak lagi cocok dengan label itu.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Harga Diri Anak Bergantung Penilaian Orangtua
Anak-anak sering membuat label untuk diri mereka sendiri, berdasarkan perilaku dan komentar orang lain.
Mereka mungkin menganggap diri mereka sebagai anak yang bodoh ketika setelah mendapatkan nilai rendah dalam ujian.
Sama seperti label-label yang diberikan oleh orang lain, label-diri dapat melekat pada Si Kecil selamanya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Stop Labeli Anak yang Membully Sebagai Pengganggu
Label sering menyoroti karakteristik negatif seorang anak dan bukan yang positif.
Fokusnya menjadi masalah yang dihadapi Si Kecil dan bukan banyak hal yang dapat Si Kecil lakukan dengan sukses.
Pun label tidak memberi anak-anak ruang untuk tumbuh dan berubah.
Seorang anak yang diberi label "badut kelas" atau "atlet" sering kali ketika dewasa ia masih menggunakan label yang sama, bahkan jika mereka sudah lama melepaskan perilaku yang mengarah pada pelabelan tersebut.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menasehati Anak Tidak Harus Membandingkan Lho Moms!
Pelabelan sering menjadi fokus kita, alih-alih memahami masalah.
Jika seorang anak memang memiliki beberapa kebutuhan khusus, kita dapat dengan cepat memberi label padanya sehingga kita kehilangan informasi penting lainnya yang dapat membantu.
Label juga dapat didasarkan pada informasi yang salah.
Jadi, jangan motivasi Si Kecil dengan melabelinya ya Moms sebab dampak buruknya akan terbawa hingga ia dewasa.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik Tidak Efektif Malah Sebabkan Hal Ini
Source | : | montessoriforeveryone.com |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR